Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kecepatan Jaringan Yang Mengalahkan Tarif
Pengguna yang mengaku memakai untuk akses media sosial ada 98,02%, mondar-mandir ke Instagram, Facebook, TikTok, YouTube.
Editor: Hendra Gunawan
Sementara operator lain nyaris stabil, grafik operator yang identik dengan warna biru itu terlihat terus menanjak sejak Maret sampai Mei. Hasilnya untuk indikator pengalaman gim Tri berkecepatan rata-rata 66,97 Mbps, sedang XL Axiata menyusul di speed 63,37 Mbps.
Secara keseluruhan data OpenSignal di berbagai indikator memperlihatkan empat operator menampilkan performa yang stabil sejak Februari 2021. Namun agak berbeda dengan jaringan XL Axiata yang grafik kecepatannya mendaki sangat signifikan.
Seperti apa pengembangan yang dilakukan operator, khususnya XL Axiata yang terlihat paling menanjak. Faktor perubahan yang memberi pengaruh nyata adalah strategi mematikan jaringan 3G, sekaligus migrasi ke 4G bertahap. Perubahan ini menurut Direktur & CTO XL Axiata, I Gede Darmayusa meningkatkan kecepatan jaringan hingga 15 % .
“Jer basuki mowo beyo”
Langkah lain yang juga tengah dikembangkan adalah terus membangun jaringan serat optik (FO) yang menjadi infrastruktur utama generasi kelima (5G) karena BTS pada milimeterband tidak membutuhkan menara. Spektrum frekuensi milimeterband disebarkan lewat FO yang ditanam dan muncul setiap 200 hingga 300 meter, sesuai kemampuan radius cakupannya.
Jaringan broadband internasional vital untuk menghubungkan dengan jaringan dari negara lain. XL Axiata punya jaringan kabel laut (SKKL – sistem komunikasi kabel laut) 700 km antara Batam dan Sarawak yang dinamai BaSIC (Batam Sarawak International Cable System). SKKL berkapasitas 48 TB yang diresmikan Juni lalu menghubungkan jaringan XL ke Sarawak lalu Hongkong, ke dunia luar.
“Terhubungnya SKKL ke jaringan XL Axiata meningkatkan kualitas koneksi internet bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia,” tambah I Gede Darmayusa.
Menjelang akhir Juni silam SKKL Echo Golden Buoy muncul di pantai Tanjung Pakis Karawang, Jabar. Jaringan sepanjang 15.000 km ini dari California melintasi Samudera Pasifik, mampir di Tanjung Pakis masuk ke sistem jaringan XL Axiata, diteruskan ke Singapura, dan sepanjang 4.000 km di antaranya ada di Indonesia.
Selain XL Axiata, Tekom juga memiliki sarana serat optik menghubungkan ke jaringan tulang punggung dunia sepanjang 170.035 km, di antaranya 105.335 km kabel laut domestik dan 64.701 km internasional.
Upaya yang dijalankan oleh sejumlah operator ini demi meningkatkan kemampuan broadband jaringannya mendapat respon dari pengguna internet di Indonesia. Kembali ke data survei APJII terbaru, sebagian besar (34.08 % ) memberi poin 8 (dari rentang 0 hingga 10), berarti puas.
Meskipun pelanggan harus maklum, semua peningkatan – untuk sejahtera – itu membutuhkan biaya. Seperti ungkapan kuno Jawa, jer basuki mowo beyo.
Kenyataan di masyarakat, pengguna internet Indonesia terbanyak (46,8 % ) mau mengeluarkan biaya internet sebesar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per bulan. Mereka rela mengeluarkan biaya lebih tinggi dari sebelumnya, asal kecepatan jaringan lebih baik. *
*) Jurnalis Senior Telekomunikasi dan Mantan Editor di Harian Kompas