Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Membaca Visi Gus Muhaimin tentang Indonesia
Oleh karena itu, Gus Muhaimin menegaskan bahwa demokrasi tak hanya dimaknai sebatas "Equal Opportunities" semata.
Editor: Hasanudin Aco
Oleh: Muhammad Arwani*
TRIBUNNEWS.COM - Sosok Abdul Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Gus Muhaimin atau Cak Imin sejak lama menjadi perbincangan publik.
Cicit pendiri NU, Mbah Bisri Syansuri ini, tak hanya dikenal sebagai politisi lantaran menahkodai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai Ketua Umum namun juga memiliki darah aktivis pergerakan sejak mahasiswa hingga saat ini.
Karenanya tak berlebihan jika dikatakan, Gus Muhaimin lah ketua umum partai politik yang terus mentradisikan wacana dan dialog akademik dalam bentuk berbagai forum, termasuk bedah buku bertajuk: Visioning Indonesia: Arah Kebijakan dan Peta Jalan Kesejahteraan, Terbitan LP3ES, Jakarta, Tahun 2022.
Buku ini dilaunching secara megah di Gedung Senayan Park, Jakarta (7/09/22).
Megah karena selain menghadirkan vokalis Fadly "Padi", juga menghadirkan para tokoh papan atas seperti Najwa Shihab, Hajrianto Tohari, Fuad Basri, Rocky Gerung, Bustanul Arifin, Jaya Suprana, Unifah Rosyidi, Sirojudin Abbas dan Yudi Latif sebagai penulis Kata Pengantar buku.
Baca juga: Minggu Ini Cak Imin Berencana Bertemu Puan, Agendanya Fokus Memperkuat Koalisi PKB dan Gerindra
Buku ini dinilai sebagai gagasan utuh Gus Muhaimin dalam memotret berbagai persoalan ruang batin Indonesia selama penghampirannya di tengah rakyat di berbagai pelosok negeri, sekaligus untuk memandu arah kebijakan dan peta jalan kesejahteraan sebagai kontribusi positif bagi masa depan bangsa.
Wakil Ketua DPR RI ini mengajak semua pemangku kepentingan untuk membaca peta jalan yang harus dilakukan agar mampu mewujudkan cita-cita keadilan dan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh anak bangsa.
Kecermatan membaca ruang batin rakyat, diibaratkan oleh Yudi Latif dalam paparnya sebagai bentuk keberpihakan Gus Muhaimin dalam rangka mewujudkan cita-cita mulia pengamalan Pancasila secara utuh, utamanya Sila Keempat dan Kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, Gus Muhaimin menegaskan bahwa demokrasi tak hanya dimaknai sebatas "Equal Opportunities" semata.
Demokrasi harus berkelindan dengan alokasi dan distribusi sumber daya ekonomi yang diimplementasikan secara adil kepada seluruh anak bangsa yang menjadi roh dan esensi dari kesejahteraan itu sendiri.
Prasyarat Meraih Cita-cita
Untuk mewujudkan cita-cita keadilan dan kesejahteraan bangsa, anak ideologis Gus Dur ini menawarkan prasyarat realistis dan rasional, yakni kemandirian bangsa.
Artinya, Indonesia akan menggapai cita-cita keadilan dan kesejahteraan manakala bangsa ini dapat secara bersama-sama menciptakan kemandirian di berbagai bidang melalui jalan, antara lain: