Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Naikan Harga BBM, Jokowi dan Kabinetnya Seperti Tidak Pro Rakyat
Jokowi didesak segera mencabut kembali kebijakan kenaikan harga BBM, sebab sangat jelas kenaikan harga BBM itu membuat masyarakat semakin sengsara.
Editor: Theresia Felisiani
Naikan Harga BBM, Jokowi dan Kabinetnya Seperti Tidak Pro Rakyat
Oleh: Erlangga Abdul Kalam
Wakil Ketua I PC PMII Jakarta Timur
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BBM bersubsidi resmi dinaikan oleh pemerintah pada hari Sabtu tanggal 3 September 2022 kemarin.
Kebijakan itu juga langsung dijalankan selang 1 jam saat diumumkan ke publik.
Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang didampingi oleh Kemensos dan Presiden Joko Widodo menyebutkan kenaikan harga BBM itu untuk menyesuaikan dengan harga minyak dunia.
Disaat yang sama, saya melihat situasi perekonomian Negara kita sedang krisis.
Salah satu yang paling jelas persoalannya adalah penggunaan dana APBN yang banyak dialokasikan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru dan dana pensiun untuk Anggota Dewan.
Karenanya kebijakan mengenai kenaikan harga BBM itu dikeluarkan, tujuannya saya kira sudah pasti hanya untuk menopang beban ekonomi negara agar tidak hancur.
Baca juga: Asumsi RAPBN 2023 Tak Realistis, Ekonom: Penolakan Harga BBM Masih Berlarut Hingga Tahun Depan
Saya akui kebijakan itu merupakan salah satu alternatif yang baik untuk mengantisipasi kemerosotan perekonomian negara, namun yang sangat saya sesalkan alternatif itu tidak tepat dalam penempatan waktunya. Sehingga tidak bisa menjadi solusi bagi masyarakat.
Kalau mau dirunut, negara sebagai lembaga dan individu sebagai masyarakat saat ini belum benar-benar pulih total kondisi perekonomiannya imbas badai pandemi.
Maka sudah tidak sepantasnya ditengah situasi masyarakat yang sakit ini, pemerintah menambah kesakitan itu. Padahal harusnya pemerintah bisa meringankan.
Pemerintah yang salah, rakyat yang ditumbalkan. Siklusnya kalau dilihat memang selalu begitu. Miris
Secara sederhana sekali saya mau katakan, pemerintah sangat egois. Sebab pemerintah hanya memikirkan Negara, tapi tidak memikirkan rakyat dan masyarakat yang hidup didalamnya. Bagi saya keduanya harus seimbang, tidak boleh ada yang dikalahkan.
Gaji pekerja juga kalau dilihat belum merata tingkat kenaikannya, kalaupun sudah ada kenaikan gaji belum tentu itu sesuai dengan harga kebutuhan pokok yang akan dikeluarkan. Terlebih khusus BBM.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.