Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengenal Sindroma Darah Kental
Sindroma darah kental atau sindroma antifosfolipid adalah kondisi di mana darah menjadi lebih kental dan mudah membeku.
Editor: Sri Juliati
Wanita lebih berisiko menderita sindroma darah kental dibandingkan dengan pria.
Seseorang yang memiliki penyakit autoimun seperti Lupus memiliki risiko lebih besar mengidap sindroma ini.
Di sisi lain, mereka yang memiliki antibodi terhadap penyakit ini mungkin tidak menunjukkan gejala.
Namun memiliki risiko besar terjadi sumbatan pembuluh darah jika hamil, imobilisasi lama, menjalani operasi, perokok, menggunakan kontrasepsi hormonal dan mereka yang memiliki kadar kolesterol dan trigliderida yang tinggi.
Konfirmasi diagnosis sindroma darah kental dilakukan dengan cara memeriksa antibodi antifosfolipid sebanyak dua kali pemeriksaan dengan jeda setidaknya 12 minggu antar kedua uji tersebut.
Diagnosis sindroma darah baru ditegakkan jika antibodi tersebut mengakibatkan gejala klinis.
Terapi penyakit ini adalah dengan menggunakan obat pengencer darah.
Dokter dapat memberikan heparin yang diberikan secara suntikan maupun warfarin tablet untuk mengelola kasus ini.
Pemantauan tingkat kekentalan darah perlu dilakukan secara periodik mengingat risiko terjadi perdarahan jika darah menjadi terlalu encer saat diberikan obat tersebut.
Saat ini, beberapa obat pengencer darah generasi baru sudah tersedia. Obat-obatan ini meskipun relatif tidak perlu dilakukan pemantauan tingkat kekentalan darah tetapi tetap harus di bawah pengawasan dokter.
Untuk mencegah komplikasi perdarahan, pasien yang mendapatkan terapi obat pengencer darah harus lebih berhati-hati dalam beraktivitas sehari-hari.
Misalkan menghindari aktivitas olahraga yang menimbulkan kontak fisik atau risiko terjatuh. Berhati-hati jika bekerja menggunakan pisau atau gunting.
Pada sebagian besar kasus komplikasi sindroma darah kental seperti trombosis vena dalam, stroke, serangan jantung maupun keguguran berulang memerlukan pengobatan medis.
Konsultasi medis perlu segera dilakukan untuk mencegah perburukan komplikasi. (*)