Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tim Turing Pers Gas Tipis Tipis Nikmati Keindahan Hopeland Bogor
Malam cerah di Hopeland. Malam yang begitu sempurna, dengan keindahan suasana yang sulit dibingkai dalam sekadar untaian kalimat.
Editor: Toni Bramantoro
MALAM CERAH DI HOPELAND CAMP yang ada dikawasan Cijeruk Kabupaten Bogor. Malam yang begitu sempurna, dengan keindahan suasana yang sulit dibingkai dalam sekadar untaian kalimat.
Hopeland memberikan atmosfir berbeda untuk sebuah tempat pelepas kelelahan fisik dan kepenatan pikiran dari kesibukan keseharian.
"Hopeland berbeda dengan banyak tempat yang kami singgahi selama ini," ungkap ino, Sabtu (28/1/2023) malam di Hopeland Camp.
Hopeland Camp, yang relatif baru dikenal beberapa tahun terakhir, menjadi salah satu tujuan favorit untuk mendekatkan diri dengan alam. Popularitas Hopeland juga ditunjang beratnya tantangan untuk mencapainya.
TimPers Gas Tipis Tipis (PGTT) pada Sabtu dan Minggu (29/1/2023) akhirnya berkesempatan mengunjungi Hopeland Camp.
Ino dan puluhan rekannya dari komunitas wartawan peliput olahraga, hiburan dan metropolitan, terpukau dengan suasana yang melingkupi kawasan wisata dan healing atau refreshing ini.
Mereka, di antaranya, Fitriawan Ginting, Aditya Saputra, Chairul Fikri, Thomas Manggala, Yazid, Eri, Iris Riswoyo, Ihsan, Wempi Fauzi, Husni, Fajar, Martin, suami-istri Ismanto dan Nana, serta Isty Regita, dan beberapa nama yang rutin mengikuti kegiatan healing PGTT.
Fitriawan Ginting yang akrab disapa Ginting merupakan Sekretaris yang sekaligus pencari dana untuk PGTT sengaja datang bersama anak dan istrinya untuk memantau teman teman di PGTT merasa nyaman berada di Hopeland Camp.
"Semoga teman teman, betah berada di Hopeland Camp ini, karena memang tempatnya sangat nyaman dan indah pemandangannya, ditambah udara yang segar, saya melihat teman teman merasa enjoy," tutur Ginting yang juga Wapemred pmjnews.com ini.
Sebelum malam tiba, anggota PGTT bisa melihat Gunung Pangrango dan Salak, serta datangnya kabut yang menutup pemandangan. Saat senja berlalu, panorama pendar sinar lampu di kejauhan begitu memukau.
"Bogor di sana, Puncak di sana," kata Hendrata Yudha seraya menunjukkan tangannya.
Hendrata Yudha, atau Tata, merupakan pemilik Hopeland Camp setelah melepas kesibukannya sebagai pekerja media.
Tata mengaku senang dengan kehebohan dari kru PGTT, yang beberapa di antaranya dikenal baik. Beberapa tenda untuk kru PGTT tak dipakai karena mereka lebih suka menghabiskan malam dengan bercengkrama, bersenda gurau di 'rumah' induk yang bisa dikatakan mirip sebuah kafe mini..
Hopeland Camp yang berbatasan dengan Taman Nasional Gn. Halimun-Salak, masih dihuni satwa liar seperti Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Kukang (Nycticebus javanicus), berbagai jenis kodok endemik dan Macan Kumbang (Panthera pardus melas).
Hampir setiap pagi hari wisatawan dapat melihat Elang Jawa ini terbang melayang di atas Hopeland mencari makan.
"Elang Jawa itu satwa identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda, cirinya ada buntut di kepalanya," jelas Umi Khulsum Ph.D, CEO Hopeland Resort.
Dengan cuaca yang dingin mencapai 15-25 derajat Celcius, Hopeland Camp telah menanam lebih dari 1000 pucuk kopi dan sebagian sudah siap panen.
Begitu juga dengan sayuran organik, ada yang dibudidayakan di dalam green house.
Selain bertanam berbagai jenis sayuran mulai dari Romen, Letucce, Salada, Kalee, Bawang Daun, Simak, Kacang Merah, Timun, Wortel, Labu, juga ditanam Kopi, Rosela (Java Mountain), Aren, Durian, Cengkeh, Mangga.
"Semua sayuran ini digunakan untuk sumber makanan kafe yang beroperasi. Jadi semua bahannya fresh dari kebun sendiri. Buah-buahan yang juga tersedia seperti Markisa, Murbai, Delima," ujar Umi yang asli Solo itu.
"Kawasan edukasi pertanian organik, pengamatan hewan langka sekaligus tempat healing yang mengasyikkan," kata Umi.
o iya, Hendrata juga mengaku dirinya memberikan bebas masuk tanpa dipungut biaya bagi komunitas pecinta alam yang datang dari sekolah-sekolah menengah atas, maupun kalangan pramuka yang ingin menggunakan Hopeland untuk menempa pendidikan dasar pecinta alam.
"Ya saya juga dulu sejak masih duduk di bangku SMA suka dengan kegiatan pecinta alam, pokoknya saya berikan bebas masuk bagi grup pecinta alam sekolah maupun pramuka. Yang penting bisa menjaga kebersihan, karena kan namanya pecinta alam pasti menjaga kelestarian lingkungan," tuturnya.
Yup, healing ke Hopeland Camp memang mengasyikkan, yuk, bagi kelompok pecinta alam sekolah dan pramuka bisa mencobanya.