Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

KH. Imam Jazuli Penggenggam Visi dan Ideologi Pendidikan Santri dan Politik

Pilihan KH. Imam Jazuli ke PKB bukan sebatas alasan emosional sebagai warga NU kultural. Ada alasan teologis yang terkait dengan eksistensi ideologi.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in KH. Imam Jazuli Penggenggam Visi dan Ideologi Pendidikan Santri dan Politik
Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon.
DR. Ubaydillah Anwar saat sampaikan sambutan di acara seleksi calon santri baru Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon. Ubaydillah adalah Direktur Sekolah Politik Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat dan Heart Intelligence Specialist 

Langkahnya mengundang ketertarikan banyak pihak. Tokoh pers nasional, Dahlan Iskan, sampai menulis khusus beberapa kali di laman utama webistenya. Tak terkecuali para pembesar PKB Pusat, mulai dari Cak Imin, Gus Jazil, Kang Cucun, dan lain-lain kerap datang untuk mendiskusikan masa depan.

Pilihan KH. Imam Jazuli ke PKB bukan sebatas alasan emosional sebagai warga NU kultural. Ada alasan teologis yang terkait dengan eksistensi ideologi ahlu sunnah wal jama’ah, pelurusan sejarah bahwa hanya PKB-lah partai yang lahir dari rahim NU, posisi kaum santri dalam pembangunan dan kekuatan dakwah NU ke depan apabila PKB menjadi parta besar.

Visi, Strategi dan Ekesekusi

Rentetan gebrakan yang dilakukan selama ini membuktikan bahwa KH. Imam Jazuli adalah sosok yang bervisi. Bervisi adalah produk dari kemampuan seseorang untuk mengkonstruksi potret masa depan ideal dan mampu menjadikannya sebagai energi untuk mencapainya.

Kata Albert Einstein, imajinasi itu lebih penting dari pada pengetahuan. Banyak pengetahuan tak menghasilkan perubahan jika krisis imajinasi dan hampa visi.

Tentu saja, visi semata tidak melahirkan gebrakan apa-apa jika tidak dilanjutkan dengan stretegi dan ekseksekusi. Saya lumayan sering diajak berdiskusi mengenai strategi dengan Kiai Imam. Terkadang di rumah, di jalan, di rumah makan, dan sering juga di hotel. Tapi saya lebih memilih menyimak, mencerna, dan sekali-kali bertanya atau merespon.

Itu saya lakukan karena saya tahu berdasarkan bukti-bukti bahwa Kiai Imam Jazuli memiliki lompatan yang di atas rata-rata soal strategi. Lebih-lebih kalau berbicara soal eksekusi. Kiai penggemar bangunan etnik ini punya nyali yang sudah benar-benar “without the box”. Jika orang berani di angka 5, Kiai sahabat saya ini pasti akan berani di angka 7 sampai 10.

Berita Rekomendasi

Meruju pada hasil riset Prof. Teresa M. Amabile (1998), dari Harvard University, orang-orang yang kreatif dalam strategi dan eksekusi ini umumnya memiliki tiga hal kembar. Yaitu memiliki energi yang besar untuk mewujudkan visinya, memiliki skill yang handal dari latihannya, dan memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru.

Makna dan Kontribusi

Bagi perjuangan PKB, hadirnya KH. Imam Jazuli sebagai tokoh ideologis yang telah membuktikan nyalinya, adalah bom keyakinan yang harus digunakan untuk menyingkirkan keragu-raguan dan rasa yang tidak pantas untuk menang atau menjadi besar. Kalkulasinya jelas. Ketika PKB mampu merebut warga NU, tidak usah semuanya, PKB akan menjadi partai besar.

Bagi warga NU, terutama NU kultural, kehadiran KH. Imam Jazuli perlu ditangkap sebagai kesadaran baru. Agar NU powerful dalam menentukan pembangunan, maka dakwahnya tidak cukup kultural dan politik kebangsaan. Harus mendapatkan dukungan dari politik kekuasaan. Caranya sudah jelas, yaitu memberikan dukungan kepada partai politik yang dilahirkan dari rahim NU, yaitu PKB. “PKB besar NU makin perkasa”, tegas Kiai Imam.

Ketika NU-PKB menjalin hubungan sinergis dalam politik, sudah tentu dampaknya akan semakin powerful bagi santri dan pesantren, terutama peranannya dalam pembangunan Indonesia.

Sejarah dunia mencatat bahwa yang mengubah masyarakat itu bukan serdadu militer atau demo massa, tetapi visi seorang visioner yang didukung oleh militer dan massa. Salam Ngaku NU Wajib Ber-PKB.

* Penulis adalah Direktur Sekolah Politik Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat dan Heart Intelligence Specialist

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas