Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mewujudkan Pemilu yang Merekatkan Bangsa
Selain sebagai wujud nyata demokrasi, Pemilu merupakan jalan peralihan kekuasaaan yang damai.
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNERS - Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu perwujudan nyata negara demokrasi yang dianut Indonesia.
Indonesia menganut sistem negara demokrasi sesuai kesepakatan para pendiri bangsa (the founding fathers) yang tertuang dalam Pancasila yakni sila ke-4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Sistem Demokrasi menjamin kuasa rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam menentukan arah kemajuan dan kebijakan pemerintahan.
Dimana dengan berdaulat, rakyat mampu memilih dan menentukan pilihan terhadap siapa yang akan memimpin pemerintahan baik di eksekutif ataupun legislatif melalui sarana Pemilu.
Penyelenggaraan Pemilu dijamin oleh undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017.
Dengan adanya UU Pemilu, maka segala hal yang menyangkut mengenai aturan dan mekanisme penyelenggaraan Pemilu diatur dengan sedemikian detail dan terperinci.
Selain sebagai wujud nyata demokrasi, Pemilu merupakan jalan peralihan kekuasaaan yang damai.
Dalam sistem pemerintahan monarki atau kerajaan di masa dahulu, tak jarang peralihan kekuasaan berujung pertumpahan darah dan perpecahan.
Pertumpahan darah dan perpecahan itu kemudian melahirkan konflik berkepanjangan.
Ujungnya terjadi perpecahan wilayah sebagai konsekuensi negosiasi politik yang pada akhirnya membuat pemerintahan itu semakin lemah.
Bahkan tidak sedikit yang bubar atau ambruk.
Karena itu, Pemilu sebagai instrumen proses peralihan kekuasan yang damai harus terus dijaga dan dipelihara.
Hal ini dapat dilakukan apabila seluruh komponen bangsa memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya Pemilu yang damai.
Mental siap menang dan siap kalah dalam Pemilu harus tertanam utamanya bagi peserta Pemilu seperti elit partai politik dan calon presiden atau calon wakil presiden.
Meski sudah berulang kali menggelar Pemilu, bukan berarti kesadaran akan pentingnya Pemilu damai dapat selalu hadir apabila tidak dirawat dengan baik. Kita tidak boleh lengah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.