Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Bangganya Erick, ''Value'' Telkomsel Naik Akibat Indihome

MENTERI Erick Thohir boleh bangga dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinaunginya, karena selama tahun 2022 laba konsolidasinya naik 142,4%

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bangganya Erick, ''Value'' Telkomsel Naik Akibat Indihome
Dok. Telkomsel
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. 

Oleh Moch S Hendrowijono*)

MENTERI BUMN Erick Thohir boleh bangga dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinaunginya, karena selama tahun 2022 laba konsolidasinya naik 142,4 persen dibanding tahun 2021, dari Rp 125 triliun menjadi Rp 303 triliun. Laba ini didapat dari pendapatan yang naik pada periode sama, dari Rp 2.292 triliun menjadi Rp 2.613 triliun.

Dari jumlah itu, dividen yang akan diterima negara sebesar Rp 80,2 triliun, terbesar di sepanjang sejarah BUMN Indonesia. Penerimaan negara masih akan bertambah dari pajak dan PNBP (penerimaan negara bukan pajak).

Dividen BUMN naik ditopang kinerja yang baik, dipengaruhi pembenahan yang dilakukan Erick Thohir dan Kementerian BUMN. Erick melakukan transformasi dan restrukturisasi berbasis harmoni yang berpedoman pada core value BUMN yang berjalan baik sejak empat tahun terakhir.

Baca juga: Perluas Pasar, IndiHome Terapkan Strategi Segmentasi

BUMN sektor telekomunikasi, khususnya Kelompok Telkom, PT Telkom dan PT Telkomsel pun demikian. Erick Thohir membuat kebijakan memisahkan kerja mereka, PT Telkom sebagai induk holding yang fokus pada B2B (business to business) dan PT Telkomsel yang fokus pada B2C (business to consumer). Untuk itu layanan Indihome pun dialihkan ke Telkomsel.

Kebijakan ini mendesak karena 2023 – Dirut PT Telkom Ririek Adriansyah memperkirakan – jadi tahun yang sangat menantang pelaku bisnis dan korporasi dari berbagai sektor industri termasuk telekomunikasi. Integrasi IndiHome dan Telkomsel melalui inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) merupakan salah satu strategi PT Telkom menjawab risiko ancaman resesi pada 2023.

Satu tagihan

Berita Rekomendasi

Sementara di tataran dunia sejak dekade lalu dipahami, bisnis telko tidak bisa lagi mengandalkan layanan infrastruktur yang boleh dikata tergerus akibat merajalelanya OTT (Over the Top). OTT memberi layanan kepada pelanggan secara merembet di jalur yang digunakan operator, tanpa operator mendapat bagian keuntungan yang sepadan.

FMC menjadi contoh pembenahan di Kelompok Telkom, juga di operator seluler Tanah Air lainnya. Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan XL Axiata sudah mengawalinya, masing-masing dengan FTTH (fiber to the home) yang namanya Indosat HiFi (high fidelity), dan XL Satu dari XL Axiata usai mengakuisisi saham LinkNet senilai Rp 8,72 triliun, dan kini sudah punya 130.000 pelanggan.

Integrasi Indihome ke Telkomsel yang akan terjadi dalam waktu dekat, memberi lebih banyak manfaat baik bagi pelanggan, industri maupun pemerintah. Uangnya tidak ke mana-mana, PT Telkom sebagai pemilik dominan saham Telkomsel saat ini masih mendapat bagian dari keuntungan Telkomsel.

Penggabungan membuat infrastruktur tetap menjadi milik masing-masing, Telkomsel pun harus membayar penggunaan jaringan kabel dan layanan Telkom, yang akan jadi sumber pendapatan barunya. Dengan Telkomsel menangani Indihome, bisa jadi pendapatan jasa ini meningkat karena lebih menarik perhatian masyarakat.

Disatukan dengan Orbit milik Telkomsel, konvergensi ini menawarkan kemudahan bagi pelanggannya, dengan satu tagihan akan didapat beberapa jenis layanan. Internet cepat, hiburan video bervariasi, saluran telepon yang mutunya lebih jernih dan jasanya dapat digunakan di mana saja selain di rumah. “Ini layanan broadband (pita lebar) terbaik dengan biaya yang efisien,” tutur Ririek pula.

Komposisi saham berubah

Penerapan FMC ini diprediksi membawa angin segar bagi Telkom maupun Telkomsel.

Laporan keuangan PT Telkom triwulan 1 tahun 2023 pendapatannya mencapai Rp 36 triliun dan laba konsolidasi sebesar Rp 6,4 triliun. Dari jumlah pendapatan Telkom periode itu, sebanyak Rp 7 triliun berasal dari setoran 9,2 juta pelanggan Indihome setelah naik 600.000 dari tahun 2021.

Jika pelanggan naik jadi 10,2 juta setahun, Indihome akan menyumbang pendapatan ke Telkomsel sekitar Rp 34 triliun. Angka ini dihitung dari ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) Indihome yang Rp 274.000 per bulan.

Baca juga: Indihome dan Telkomsel Alami Gangguan Jaringan Sore Tadi, Berikut Penjelasan Manajemen

Indihome saat ini menguasai pangsa pasar layanan fixed broadband di Indonesia.

Telkom juga akan mendapat pembagian lebih besar, karena sahamnya di Telkomsel akan bertambah dan saham SingTel yang sebelumnya sebesar 35 persen menjadi terdilusi.

Masuknya Indihome ke Telkomsel menjadikan value Telkomsel naik, sehingga saham SingTel akan terkoreksi. SingTel pun berkontribusi dalam proses ini dengan menyetor ke Telkom tambahan modal sekitar Rp 2,7 triliun agar sahamnya bertahan pada 30,1 persen.

Dengan kondisi ini, saham Telkom di Telkomsel bertambah menjadi 69,9%. *Moch S Hendrowijono, mantan editor Harian Kompas, pengamat telekomunikasi.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas