Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Ada Bayi Pohon Avatar di Tol IKN

Doni Monardo melihat langsung kondisi bibit pohon yang ia sumbangkan untuk penghijauan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, utamanya di kiri-kanan jalan

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ada Bayi Pohon Avatar di Tol IKN
ist
Ketua Umum PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo melihat langsung kondisi bibit pohon yang ia sumbangkan untuk penghijauan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, utamanya di kiri-kanan jalan tol. 

Doni Monardo tampak puas dengan kinerja tim satgas pengiriman bibit pohon ke IKN. “Jika ada yang mati beberapa batang, saya kira wajar. Tapi saya lihat lebih 90 persen bibit dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Terima kasih,” ujar Doni.

Atas fasilitas nursery, Doni sudah melihat dari dekat. Ia berkeliling area sepanjang 400 meter dan lebar 57 meter. Ada 12 bangunan nursery dan 1 barak pekerja yang dilengkapi toilet dan kamar mandi. Di dekatnya, sumber air Sungai Rawa Buaya yang bisa mengalirkan maksimal 5.000 liter per hari.

Setelah berkeliling, Doni lalu meminta kepada PUPR, MIND ID, dan Indika Energy untuk menambah fasilitas. Di antaranya, kendaraan roda tiga untuk mengangkut bibit dan tandon air. Kemudian, 12 bangunan nursery, diminta agar diberi penutup di semua sisi.

Permintaan lain, agar segera dibuat peternakan kambing skala kecil. “Kita perlu kotoran kambing untuk membantu pemupukan,” dalihnya. Meski begitu, Doni berpesan, agar tidak sekali-kali melepas kambing keluar kandang. “Bahaya kalau sampai dilepas. Bisa manghabisi daun-daun bibit pohon,” kata Doni sambil tertawa.

Yang tak kalah penting, Doni juga minta agar kolam air ditebar benih ikan. Entah nila, mujaer, atau patin. Selain bisa untuk sarana rekreasi memancing bagi para pekerja nursery, juga ikannya bisa dikonsumsi.

Terakhir, Doni minta agar barak pekerja diberi AC. “Mereka harus bisa beristirahat dengan lebih nyaman,” kata Doni.

Hindari Tanam Pagi

Berita Rekomendasi

Dalam pengarahannya, Doni Monardo mewanti-wanti agar menghindari penanaman pohon di pagi hari. “Ingat. Saya tidak mau penanaman pohon dijadikan arena seremoni. Nanam pohon itu tidak boleh di pagi hari. Kalau cuaca cerah, proses penanaman yang baik di atas jam empat sore. Kecuali cuaca mendung, bisa lebih awal. Lebih baik lagi kalau ditanam saat turun hujan,” kata Doni.

Ia mengatakan, banyak kegiatan seremoni penanaman pohon pagi hari. Ujungnya, pohon-pohon itu kepanasan di siang hadi, dehidrasi, dan mati. “Prinsipnya, tidak penting berapa jumlah pohon yang ditanam, tetapi berapa pohon yang hidup. Percuma kita menanam kalau kemudian jadi bangkai bibit pohon. Karena itu, perhatikan waktu tanam. Siapa pun yang nanti menanam, harus benar-benar dilatih,” kata Doni.

Masa-masa kritis setelah penanaman juga harus diperhatikan betul. “Jangan sampai, setelah ditanam ditinggal begitu saja. Harus dirawat dan diperhatikan betul setiap hari. Benar-benar seperti merawat bayi. Harus super hati-hati. Terutama saat memindahkan bibit. Jangan sampai polybag pecah yang bisa merusak struktur akar. Kalau sampai akar rusak, dipastikan pohon itu tidak akan bertahan,” papar Doni pula.

Terakhir, Doni berpesan kepada tenaga nursery yang saat ini berada di lokasi, agar senantiasa menjaga hubungan yang harmonis, tidak saja hubungan dengan Tuhan, tetapi juga hubungan sesama manusia, dan hubungan dengan alam. “Tidak ada salahnya minta restu dan izin kepada alam sekitar sebelum memulai penanaman,” pesannya.

Doni juga meminta bantuan Kodam VI/Mulawarman dalam proses penanaman bibit pohon. Prajurit relatif lebih disiplin. Seperti halnya dua anggota Babinsa yang setiap hari hadir dan ikut mengawasi kegiatan nursery di Sektor 3B tol IKN.

Dukungan Kodam

Sebelum berkunjung ke lokasi nursery, Doni Monardo menggelar rapat koordinasi di aula Makodam VI/Mulawarman Jl. Jend. Sudirman, Balikpapan, sehari sebelumnya (17/5).

Pangdam Mulawarman, Mayjen TNI Tri Budi Utomo mengaku bersyukur bisa terlibat aktif dalam proses percepatan penghijauan IKN. “Kami mendukung dengan segenap kemampuan yang ada. Sebab, ini termasuk mengamankan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara,” ujar lulusan Akmil tahun 1994 itu.

Ia mempersilakan tim yang terlibat dalam penanaman pohon baik dari PUPR Provinsi atau Kota, untuk senantisa berkoordinasi dengan Kodam Mulawarman. Mari bersama-sama semangat untuk menghijaukan IKN Nusantara. Pak Doni Monardo yang berinisiatif, kita akan support,” tegas jenderal kelahiran Solo, 6 Februari 1971 itu.

Rapat Koordinasi Kegiatan Pembibitan dan Percepatan Penghijauan IKN di Makodam VI/Mulawarman itu juga dihadiri para pejabat PUPR (pusat dan daerah). Tampak hadir Armen Adekristi, Alfin Jery, Anto, Airin dan staf lain mewakili Ditjen Bina Marga, balai jalan nasional dan balai kawasan permukiman.

“Kami sangat berterima kasih atas sumbangan bibit pohon itu. Selanjutnya, kami mohon arahan dari Ketua Umum PPAD dan pak Pangdam untuk teknis penanaman lebih lanjut,” ujar Airin, mewakili rekan-rekannya dari PUPR.

Tol Terindah

Doni membayangkan, tol IKN akan menjadi tol terindah yang ada di Tanah Air. Sebab, berbagai jenis bibit pohon yang dikirim, termasuk tanaman dengan bunga yang indah, seperti jakaranda, pule,
tabebuya (warna putih kuning, pink, ungu), flamboyan, angsana, saputangan, sepatoedea dan lain-lain. Di samping, jenis tanaman dengan kanopi serta ranting eksotik: Trembesi.

Doni membayangkan, aneka pohon berbunga indah itu ditanam secara artistik. Sehingga, siapa pun yang melewati jalan tol pasti akan menarik napas panjang, karena takjup melihat keindahan bunga warna-warni di kiri-kanan jalan tol IKN.

Sekarang saja, bibit-bibit pohon tadi sudah memancarkan keindahannya. Berbaris dan berjejer rapi sesuai jenisnya di 12 bangunan nursery. Beberapa bibit pohon sudah ada yang mencapai ketinggian empat hingga lima meter.

Syahdan, di salah satu bangunan nursery, Doni menatap ke langit. Langit cerah hari itu memang terhalang paranet, yang berfungsi sebagai peneduh. Sementara di kiri-kanan dia berdiri, berjajar bibit-bibit pohon yang ujungnya hampir menyentuh atap paranet.

“Kita bayangkan, paranet itu langit. Kita sedang berada di antara ribuan pohon yang menjulang tinggi dengan indahnya. Kita seperti sedang berada di hutan Avatar. Ya, seperti yang ada di film Avatar,” kata Doni Monardo sambil tertawa.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas