Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Memperdebatkan Debat Capres
KPU akan mulai menggelar debat calon presiden-wakil presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Selasa (12/12/2023) besok.
Editor: Hasanudin Aco
Elektabilitas Prabowo tanpa cawapres naik menjadi 39,7% dibandingkan bulan Agustus 31,3%. Adapun elektabilitas Gibran pada survei kali ini 37,3%.
Sementara elektabilitas Anies Baswedan tanpa cawapres menurun menjadi 17,4% dibandingkan bulan Agustus 19,2%, dan elektabilitas Cak Imin pada survei 12,7%.
Sedangkan elektabilitas Ganjar Pranowo tanpa cawapres turun drastis menjadi 18%, di mana pada bulan Agustus elektabilitas Ganjar 34,1%. Adapun elektabilitas Mahfud pada survei kali ini 21,6%.
Survei Litbang Kompas ini menjadi salah satu bukti bahwa model kampanye yang dilakukan pasangan Prabowo-Gibran efektif alias mengena di hati masyarakat.
Sebab itu, bila kemarin-kemarin sempat ada polemik soal sesi khusus debat antar-cawapres, bukannya Gibran enggan atau tidak berani melainkan karena semata-mata demi efektifitas.
Debat capres-cawapres diyakini tidak signifikan untuk menggaet dukungan suara pemilih, terutama di tingkat “grass roots” yang merupakan bagian terbesar dari jumlah pemilih di Indonesia.
Apalagi dalam dua kali pilpres, yakni 2014 dan 2019, terbukti bahwa metode kampanye Presiden Jokowi dengan blusukan ternyata lebih efektif daripada pidato-pidato atau debat. Dari penilaian publik, poin Jokowi dalam debat capres di Pilpres 2014 dan 2019 tidak terlalu tinggi.
Akan tetapi justru Jokowi yang terpilih di dua kali pilpres itu. Artinya apa?
Metode kampanye blusukan yang dilakukan Jokowi, dan kini coba ditiru oleh Prabowo-Gibran, ternyata lebih efektif dalam menggaet dukungan suara pemilih.
Artinya pula, rakyat sudah jenuh dengan gaya kepemimpinan yang elitis, formal dan kaku seperti diperlihatkan dua pasang capres-cawapres lainnya yang lebih mengandalkan acara-acara seremonial dan diskusi.
Diskusi yang dilakukan Prabowo-Gibran adalah langsung kepada rakyat, bukan diskusi di atas panggung atau mimbar, sehingga pasangan tersebut dapat mendengar dan memahami langsung suara hati rakyat.
Vox poluli vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan.
* Penulis: Dr Abraham C Hutapea SH MM, Kader Partai Demokrat, Advokat Peradi, dan Ketua Umum Lembaga Pemberdayaan Potensi Ekonomi Daerah (LPPED).