Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kontroversi Skema Pinjaman Online ITB untuk Bayar UKT

Skema pinjol ITB bukanlah solusi yang tepat, melainkan justru menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kontroversi Skema Pinjaman Online ITB untuk Bayar UKT
Surya/Eben Haezer
Ilustrasi pinjaman online - ITB menawarkan skema pembayaran UKT melalui platform pinjaman online (pinjol) bernama Danacita yang bekerja sama dengan ITB. Namun, skema pinjol ITB ini menuai banyak kritik dan bantahan dari berbagai pihak, terutama dari mahasiswa ITB sendiri. 

PENDIDIKAN tinggi merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dijamin oleh negara dan lembaga pendidikan.

Namun, kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu membayar biaya kuliah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat banyak faktor dari masing-masing individu, banyak
mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah tunggal (UKT).

Salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mencoba memberikan solusi bagi mahasiswa yang menghadapi masalah ini adalah Institut Teknologi Bandung (ITB).

ITB menawarkan skema pembayaran UKT melalui platform pinjaman online (pinjol) bernama Danacita yang bekerja sama dengan ITB.

Skema ini ditujukan bagi mahasiswa yang belum dapat membayar langsung biaya kuliah, dengan syarat memiliki jaminan dan menyetujui persyaratan yang ditetapkan oleh Danacita.

Namun, skema pinjol ITB ini menuai banyak kritik dan bantahan dari berbagai pihak, terutama dari mahasiswa ITB sendiri.

Berita Rekomendasi

Menurut mereka, skema ini bukanlah solusi yang tepat, melainkan justru menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

Apa saja masalah yang ditimbulkan oleh skema pinjol ITB ini?

Pertama, skema pinjol ITB merupakan bentuk pemerasan dan komersialisasi pendidikan oleh ITB.
Dengan menawarkan skema ini, ITB seolah-olah mengabaikan tanggung jawabnya sebagai lembaga pendidikan negeri yang seharusnya memberikan akses pendidikan yang murah dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

ITB juga seolah-olah mengambil keuntungan dari kesulitan mahasiswa dengan menggandeng platform pinjol yang memiliki bunga dan biaya administrasi yang tinggi.

Skema ini juga menunjukkan bahwa ITB tidak memiliki kreativitas dan inovasi dalam mencari
sumber pendanaan lain yang lebih adil dan manusiawi.

Kedua, skema pinjol ITB berpotensi menjerat mahasiswa dalam utang dan intimidasi yang mengganggu proses belajar.

Mahasiswa yang mengambil pinjol melalui Danacita harus membayar cicilan setiap bulan dengan bunga yang cukup besar, yaitu sekitar 18 persen per tahun.

Jika mahasiswa tidak mampu membayar cicilan, mereka akan mendapatkan denda dan ancaman dari pihak pinjol.

Hal ini tentu saja akan menambah beban psikologis dan finansial bagi mahasiswa, serta mengurangi konsentrasi dan motivasi mereka dalam belajar.

Skema ini juga dapat menimbulkan stigma sosial dan diskriminasi bagi mahasiswa yang mengambil pinjol, karena mereka akan dianggap sebagai orang yang tidak mampu dan tidak mandiri.

Ketiga, skema pinjol ITB melanggar prinsip pendidikan yang inklusif dan

berkeadilan. Skema ini hanya dapat diakses oleh mahasiswa yang memiliki jaminan, seperti sertifikat tanah, rumah, atau kendaraan.

Mahasiswa yang tidak memiliki jaminan tidak dapat mengajukan pinjol, meskipun mereka membutuhkan bantuan untuk membayar UKT.

Skema ini juga tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial dari masing-masing mahasiswa, karena semua mahasiswa yang mengambil pinjol dikenakan bunga dan biaya yang sama.
Skema ini juga tidak memberikan perlindungan dan perlakuan yang baik bagi mahasiswa yang mengambil pinjol, karena mereka harus menghadapi risiko utang dan intimidasi.

Oleh karena itu, skema pinjol ITB harus segera dibatalkan dan diganti dengan solusi
yang lebih baik dan lebih manusiawi.

Ada beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

  • Membatalkan skema pinjol ITB dan mencari sumber pendanaan lain yang tidak memberatkan mahasiswa, misalnya beasiswa, bantuan sosial, atau kerja paruh waktu. Solusi ini dapat mengurangi risiko utang dan intimidasi bagi mahasiswa, serta mengembalikan prinsip pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.
  • Mengubah skema pinjol ITB menjadi skema pinjaman lunak yang memiliki bunga rendah, jangka waktu panjang, dan syarat mudah. Solusi ini dapat memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi mahasiswa dalam membayar UKT, tanpa harus khawatir dengan beban utang yang tinggi atau ancaman intimidasi.
  • Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam penetapan dan pembayaran UKT di ITB dengan melibatkan mahasiswa, dosen, dan staf dalam prosesnya. Solusi ini dapat meningkatkan rasa keadilan dan kepercayaan antara ITB dan mahasiswa, serta mendorong dialog dan diskusi yang konstruktif untuk mencari solusi bersama.

Skema pinjol ITB adalah salah satu contoh dari masalah yang dihadapi oleh pendidikan tinggi di Indonesia.

Masalah ini tidak hanya berkaitan dengan biaya kuliah, tetapi juga dengan hak, kesejahteraan, dan kualitas pendidikan bagi mahasiswa.

Oleh karena itu, kita semua harus bersama-sama mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah ini, demi masa depan pendidikan dan bangsa kita.

Oleh: Nadila Nuranijiwa
Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University jurusan Komunikasi Digital dan Media.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas