Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kanselir Scholz Ingin Bujuk China? Misinya Tidak Akan Berhasil

Kanselir Jerman Olaf Scholz berkunjung ke China, guna membahas hubungan ekonomi dan mendiskusikan masalah politik global Eropa dan dunia.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Kanselir Scholz Ingin Bujuk China? Misinya Tidak Akan Berhasil
SERGEI SUPINSKY / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) diapit oleh Perdana Menteri Italia Mario Draghi (kiri) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) di Istana Mariinsky, di Kyiv, pada 16 Juni 2022. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Kanselir Jerman Olaf Scholz selama tiga hari berada di China, untuk kunjungan resmi kenegaraan.

Ia akan bertemu Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li  Qiang, yang mengundangnya.

Kunjungan ini dilakukan di tengah situasi runyam di front Eropa dan Timur Tengah, saat dua kutub kekuatan dunia beradu posisi dan pengaruh.

Konflik Ukraina di satu sisi menyeret Jerman ke situasi sulit dan cenderung bermusuhan dengan Rusia. Sisi lain konflik Israel-Palestina turut menyeret Iran ke pusaran masalah.

Jerman sebagai kekuatan ekonomi terkuat di Eropa ada di simpang jalan. Kepemimpinan Olaf Scholz membawa Berlin untuk menyokong Ukraina.

Hegemoni AS lewat NATO terlampau kuat untuk ditentang Jerman, meski kerugian besar diderita ekonomi Jerman.

Industri Jerman adalah konsumen terbesar sumber energi Rusia. Bertahun-tahun mereka ditopang minyak dan gas murah yang dikirimkan Moskow.

Berita Rekomendasi

Proyek raksasa Nord Stream-1 pun lahir melintasi Eropa timur, dan sangat menguntungkan kedua pihak. Dilanjutkan Nord Stream-2 yang kali ini langsung terhubung ke Jerman.

Perang Ukraina mengubah segalanya. Nord Stream-2 disabot. Pipa dasar lautnya di perairan Swedia diledakkan oleh tim khusus Angkatan Laut AS.

Jerman terjepit, dan tokoh ‘hawkish’ di pemerintahan Scholz akhirnya mendorong partisipasi Jerman dalam pertempuran darat Ukraina-Rusia.

Baca juga: Kanselir Scholz ke Israel: "Jerman Berada di Sisi Anda"

Baca juga: Hindari Perang dengan Rusia, Scholz: Jerman Tak akan Tempatkan Pasukan di Ukraina

Berlin mengirimkan bantuan senjata dan Leopard-2 ke Kiev. Mereka juga melatih tentara Ukraina yang jadi awak tank tempur berat itu.

Jerman di tangan Olaf Scholz terlibat sangat dalam di Ukraina. Dua menterinya, Menlu Annalena Baerbock dan Menteri Ekonomi Robert Habeck adalah penganjur permusuhan terhadap Rusia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menghadiri Global Solutions Summit di Berlin, Jerman, pada Senin (15/5/2023). Olaf Scholz mengakui adanya standar ganda Barat terhadap Rusia atas invasi di Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menghadiri Global Solutions Summit di Berlin, Jerman, pada Senin (15/5/2023). Olaf Scholz mengakui adanya standar ganda Barat terhadap Rusia atas invasi di Ukraina. (Bundeskanzler Olaf Scholz)

Lantas apa misi Olaf Scholz ke Beijing?  

Kunjungannya yang didampingi para petinggi raksasa industri Jerman adalah sinyal Scholz ingin menjaga iklim bisnis investasi Jerman-China.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas