Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Masalah Sosial Merupakan Ancaman Bagi Perdamaian

Semua pemimpin agama dipercaya masih setia menanamkan nilai luhur dan semangat kasih dari setiap agamanya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Masalah Sosial Merupakan Ancaman Bagi Perdamaian
Hand-out
Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Agung Medan, Pastor Yosafat Ivo Sinaga OFMCap 

Pemerintah kita selalu mengatakan berantas teroris sampai ke akar-akarnya. Mudah-mudahan semboyan ini tetap bergema, bukan hanya selepas sebuah peristiwa teror terjadi. Gerakan melawan teroris harus sampai ke akarnya karena sudah mempunya sel yang kuat. Teroris ini menjadi momok bagi masyarakat yang cinta akan perdamaian dan ketentraman.  Maka sekali lagi pemerintah harus bersikap tegas terhadap organisasi radikal yang sering bertindak atas nama agama. Jangan ada lagi kesan pemerintah diam dan takut.  Pemerintah harus melindungi semua masyarakat tanpa terkcecuali.

Peran dari pemimpin agama juga sangat penting. Tokoh agama adalah partner pemerintah dalam memelihara perdamaian. Dalam sisi tertentu pemimpin agama bahkan lebih berkuasa “memaksa” umatnya mentaati hukum, baik hukum sipil maupun hukum rohani. Mereka mengajak umat secara terus-menerus hidup penuh persaudaraan dengan penganut agama lain. 

Hal lain yang penting ialah taat hukum. St. Thomas Aquinas mengatakan, untuk menciptakan rasa damai dan adil, semua orang harus mentaati hukum, namun si pembuat hukum harus lebih taat hukum. Sedangkan Agustinus dari Hippo menegaskan harus ada keseimbangan hal rohani dan jasmani. Intinya, kaya rohani dan juga kaya jasmani adalah jalan berimbang untuk memerangi kemiskinan dan membangun pendidikan yang berkualitas.

Penutup

Membangun budaya damai ibarat mengangkat taplak meja.  Agar taplak meja itu tetap rata saat diangkat maka setiap sudut atau sisi harus diangkat serentak.  Itu menunjukkan kerja sama dari setiap pihak. Membangun budaya damai sama halnya.

Semua harus berperan. Karena itu baik pemerintah maupun tokoh agama harus bekerjasama. Kedua pilar penting ini harus memberi pendidikan dan ajakan bagi semua masyarakat dan umat beragama.

Maka, negara dan Agama harus bahu membahu membangun kesadaran masyarakat untuk memelihara perdamaian dan ketentramana dengan sikap saling menghargai dan menerima perbedaan, bersama memerangi terorisme dan upaya memecah belah

Berita Rekomendasi
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas