Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Bangkitnya Partai Masyumi Reborn, Antara Perjuangan Ideologi atau Kepentingan Politik Pragmatis

Sejarah Masyumi memberikan pelajaran berharga tentang peran partai politik Islam dalam dinamika politik Indonesia

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Bangkitnya Partai Masyumi Reborn, Antara Perjuangan Ideologi atau Kepentingan Politik Pragmatis
istimewa
Wildan Mutaqin Presiden Mahasiswa BEM UMJ 

Namun, relevansi dan efektivitas kebangkitan kembali partai ini di era modern memerlukan kajian mendalam, dengan mempertimbangkan konteks sosial-politik saat ini dan kebutuhan nyata masyarakat Indonesia.

Motivasi di Balik Kebangkitan Masyumi Reborn Ambisi Idiologis atau Kepentingan Politik Pragmatis?

Kebangkitan Partai Masyumi Reborn pada 7 November 2020 membawa kembali diskursus tentang peran politik Islam di Indonesia.

Langkah ini bukan hanya upaya untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan Masyumi sebagai salah satu partai besar di era awal kemerdekaan, tetapi juga upaya menjawab kegelisahan sebagian umat Islam terhadap realitas politik saat ini.

Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah apakah kebangkitan Masyumi Reborn didorong oleh ambisi ideologis yang tulus atau sekadar kepentingan politik pragmatis untuk meraih kekuasaan.

Masyumi, pada masa kejayaannya, dikenal sebagai partai yang memperjuangkan ideologi Islam dengan visi politik yang terstruktur. Sebagai partai berbasis agama, Masyumi berupaya memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk pendidikan, ekonomi, dan politik.

Namun, sejak pembubarannya oleh Presiden Sukarno pada 1960, posisi politik Islam di Indonesia mengalami fragmentasi.

Berita Rekomendasi

Hal ini diperparah dengan munculnya banyak partai Islam yang tidak lagi menjadikan ideologi sebagai landasan utama perjuangan mereka, tetapi lebih terjebak dalam pragmatisme politik. 

Dalam konteks ini, kebangkitan Masyumi Reborn dipandang sebagai upaya untuk mengembalikan fokus politik Islam kepada nilai-nilai ideologis yang adil, bermartabat, dan berorientasi pada kepentingan umat.

Baca juga: Pimpinan Komisi II DPR Sebut Tak Tepat Jika Koalisi Partai Pengusung Calon Presiden Dibatasi

Namun, di sisi lain, muncul dugaan bahwa Masyumi Reborn hadir lebih karena pertimbangan pragmatisme politik.

Dalam beberapa dekade terakhir, suara partai-partai berbasis Islam cenderung menurun, dan kekuatan politik Islam semakin terpecah-pecah.

Pendiri Masyumi Reborn mungkin melihat celah ini sebagai peluang untuk membangun basis kekuatan baru dengan menghidupkan nostalgia akan kejayaan Masyumi di masa lalu.

Dengan mengusung simbol dan nama besar Masyumi, partai ini berpotensi menarik simpati dari kelompok masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh politik arus utama.

Tantangan terbesar bagi Masyumi Reborn adalah memastikan bahwa perjuangannya relevan dengan kebutuhan zaman.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas