Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dari Gaza ke Kremlin: Sikap Rusia dalam Konflik Palestina
Rusia mengkritik sikap yang tidak mengecam tindakan Israel dalam pengusiran warga Gaza dan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat.
Editor: Dewi Agustina
![Dari Gaza ke Kremlin: Sikap Rusia dalam Konflik Palestina](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Achmad-Firdaus-H-Universitas-di-Rusia.jpg)
Oleh: Achmad Firdaus H
Kandidat Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia
Rusia, sebagai salah satu kekuatan global dengan kepentingan strategis di Timur Tengah, memiliki posisi yang kritis terhadap kebijakan Amerika Serikat yang dianggap merugikan rakyat Palestina dan menghambat proses perdamaian.
Dukungan politik, militer, dan finansial Amerika Serikat kepada Israel tanpa syarat telah memungkinkan Israel untuk terus melakukan tindakan yang dianggap Rusia sebagai pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Baca juga: Pulang dari AS, Netanyahu: Trump akan Wujudkan Rencana Ambil Alih Jalur Gaza
Misalnya, dalam kasus pengusiran warga Gaza dan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat, Rusia menilai bahwa Amerika Serikat tidak memberikan tekanan yang cukup kepada Israel untuk menghentikan tindakan tersebut.
Rusia menyerukan agar Amerika Serikat bersikap lebih adil dan tidak memihak dalam konflik ini.
Rusia menentang langkah-langkah sepihak Amerika Serikat yang dianggap merusak proses perdamaian, seperti pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017 dan pemindahan kedutaan besar ke Yerusalem.
Rusia menilai langkah-langkah ini sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB dan prinsip solusi dua negara.
Rusia juga mengkritik sikap yang tidak mengecam tindakan Israel dalam pengusiran warga Gaza dan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat.
Namun, Rusia tetap mendukung solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina.
Rusia menyerukan agar komunitas internasional mendorong dialog langsung antara kedua belah pihak, dengan menghormati hak-hak rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka dengan perbatasan yang diakui secara internasional.
Rusia menegaskan bahwa solusi sepihak atau tindakan yang merugikan salah satu pihak hanya akan memperburuk konflik.
Keprihatinan Rusia atas situasi kemanusiaan di Gaza tidak hanya mencerminkan kepedulian kemanusiaan, tetapi juga upaya untuk memperkuat citra Rusia sebagai kekuatan global yang peduli terhadap isu-isu kemanusiaan.
Ini adalah bagian dari strategi soft power Rusia untuk menarik dukungan dari negara-negara berkembang.
Upaya diplomatik Rusia dalam konflik Palestina pun mencerminkan ambisi Rusia untuk menjadi pemain kunci di Timur Tengah.
Dengan memposisikan diri sebagai mediator, Rusia berusaha memperluas pengaruhnya dan mengurangi dominasi Amerika Serikat.
Secara keseluruhan, sikap Rusia terhadap pendekatan unilateral Amerika Serikat dalam konflik Palestina, termasuk isu pengusiran warga Gaza, didasarkan pada kritik terhadap kebijakan Amerika yang dianggap merugikan rakyat Palestina dan menghambat proses perdamaian di sana.
Rusia menekankan pentingnya multilateralisme, penghormatan terhadap hukum internasional, dan solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan.
Namun, di balik sikap kritisnya terhadap Amerika Serikat, Rusia juga memiliki agenda tersendiri.
Kritik Rusia terhadap unilateralisme Amerika tidak hanya didasarkan pada prinsip-prinsip moral atau hukum internasional, tetapi juga pada kepentingan strategis Rusia untuk memperluas pengaruhnya di Timur Tengah.
Dengan memposisikan diri sebagai penyeimbang terhadap dominasi Amerika Serikat, Rusia berusaha menarik dukungan dari negara-negara Arab dan dunia Muslim, sambil mempromosikan visinya tentang tatanan dunia yang lebih multipolar.
Dalam konteks ini, sikap Rusia terhadap konflik Palestina dan pengusiran warga Gaza tidak hanya mencerminkan keprihatinan kemanusiaan, tetapi juga menjadi alat diplomasi untuk mencapai tujuan geopolitik yang lebih besar.
Rusia berusaha memanfaatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan dunia Arab untuk memperkuat posisinya sebagai kekuatan global yang peduli terhadap keadilan dan perdamaian.
Namun, apakah upaya ini benar-benar tulus atau hanya strategi untuk memperluas pengaruh, tetap menjadi pertanyaan yang perlu dicermati lebih lanjut.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.