Laporan Wartawan Warta Kota, Ahmad Sabran

TRIBUNNEWS.COM, JAGAKARSA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta warga Setu Babakan mau menjual tanahnya untuk perluasan kawasan resapan air tersebut. “Saya minta bapak ibu setengah mewakafkan tanah, biar kita yang beli, kalau dijual ke orang, nanti jadi perumahan semua disini,” ujarnya di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (19/4). Dikatakan pria yang biasa disapa Ahok ini, perluasan kawasan Setu Babakan bukan hanya untuk memperluas kawasan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Biru, namun melestarikan budaya Betawi dan menjadikan kawasan wisata lebih baik.

"Sekarang sudah diperda kan 289 hektar. Kita mungkin baru kuasai 30 hektar, sama danau 60 hektar. Saya sudah kirim BBM Kepala Dinas Pariwisata, Wali Kota (Jakarta Selatan), sama Kepala UPT nya, kita harus beli (lahan)," kata Ahok. Ahok melanjutkan, ia tak ingin pelestarian hanya terfokus pada pembangunan fisik saja. Menurut dia, perlu ada kombinasi dengan tersedianya tempat bagi kelestarian budaya Betawi di sana.

Ahok mengaku ingin pohon-pohon langka seperti pohon Semanggi dan pohon Menteng, akhirnya dapat ditanam kembali. Ia mengaku rela menggelontorkan APBD triliunan rupiah untuk membeli lahan di sekitar Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. “Orang kita duitnya banyak kok. Daripada beli USB fungsi UPS, mending beli tanah kan Rp 1,2 trilun, iya enggak?,” ujarnya.

Dalam acara pergelaran kesenian Betawi yang diselenggarakan Yayasan Benyamin S ini, Ahok juga sempat menikmati hiburan dan mengikuti tradisi Palang Pintu. Ahok pun menutup sambutan dengan pantun Betawi. "Pergi ke Ciawi beli baju, beli baju satu aja. Budaya Betawi pasti akan maju, kalau kita peduli dan bersatu,”.