NEWSVIDEO: Hari Pertama Ramadan, Pasar Bedug Kosera Jambi Diserbu Warga
Ada 86 penjual dengan macam-macam makanan dan minuman untuk takjil. Anda bisa memilih dari kue-kue, pempek, sambal, cendol, dan masih banyak lagi.
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Reporter Tribunnews Video, Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Kawasan Sipin, Jambi terlihat padat merayap, Kamis (18/6/2015) sore. Satu per satu warga Jambi yang entah dari mana masuk ke Kompleks Setya Graha (Kosera). Bukan hanya masuk, mereka melihat dan membeli apa saja yang akan dibawa pulang untuk jadi menu buka puasa tambahan di rumah.
Ya, pasar bedug Kosera memang menjadi andalan masyarakat Jambi berburu takjil untuk berbuka puasa. Bahkan, padatnya area Kosera tersebut juga diisi dengan perusahaan swasta yang ada di Jambi untuk menjajakan produk-produk andalannya.
Pasar bedug Kosera digagas oleh warga setempat. Ada 86 penjual dengan macam-macam makanan dan minuman untuk takjil. Anda bisa memilih dari kue-kue, pempek, sambal, cendol, dan masih banyak lagi.
Jalan masuk Kosera hingga 75 meter ke dalam disulap menjadi pasar bedug selama satu bulan ini.
“Memang selalu ramai saat bulan Ramadan pertama sampai akhir mendekati Lebaran,” kata O’im, ketua panitia pasar bedug
Kosera.
Tiga bulan sebelum Lebaran, O’im dan warga menyiapkan pasar bedug Kosera ini. Selain permohonan ke BPOM dalam persiapan tersebut, pihaknya juga mengajukan izin ke delapan tingkatan birokrasi.
“Mulai dari RT, lurah, camat, dinas pasar, dinas parkir, dinas perhubungan, kepolisian, dan polantas,” ungkap O’im.
Ia menjelaskan, semakin lama pedagang yang berjualan di pasar bedug Kosera yang berlokasi di RT 02 itu semakin tahun semakin ramai. Pernah sampai ada seratus pedagang lebih, baik dari sekitar Kosera maupun dari luar kawasan itu.
"Sejak 4 atau 3 tahun lalu kami mulai membatasi pedagang yang boleh berjualan di sini. Sekarang dibatasi sampai 84 pedagang," ujarnya.
O'im juga menjelaskan, jelang seminggu mendekati Lebaran, para pedagang banyak pula yang mundur. Mundur yang dimaksud bukan karena dagangan mereka yang tidak laku, melainkan karena menerima pesanan yang lebih banyak menjelang Lebaran.(*)