NEWSVIDEO: Serunya Perang di Sungai Ala Dayak Wehea
Menurut epos adat setempat, pada zaman dahulu terjadi perang di atas air sungai. Menggunakan perahu, mereka saling melempar tombak.
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Reporter Tribunnews Video, Cornel Dimas
TRIBUNNEWS.COM, MUARA WAHAU - Sejumlah pemuda Dayak Wehea kompak berada di atas perahu. Sembari menyusuri sungai mereka saling melempar tombak weheang ke perahu lainnya.
Acara tersebut menandakan puncak Festival Erau Bobjengea di Desa Dea Beq, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (29/5/2015).
Menurut epos adat setempat, pada zaman dahulu terjadi perang di atas air sungai. Menggunakan perahu, mereka saling melempar tombak dari hulu menuju hilir sungai.
Kegiatan tersebut dinamakan seksiang, yang mana zaman sekarang menggunakan tombak imitasi, terbuat dari rumput gajah yang bagian ujungnya sudah ditumpulkan.
Terdapat empat perahu yang saling berperang, tiap perahu berisi empat orang. Tiga orang siaga melempar tombak sekaligus menahan serangan menggunakan telabang (tameng). Sedangkan satu orang lainnya menjadi motorist perahu, yang tak jarang juga ikut berperang.
Peperangan tersebut diiringi alunan musik sampeq dan tari-tarian adat Wehea, yang dilakukan di atas rakit. Perang dinyatakan selesai saat para peserta sudah memasuki hilir kampung.
Adapun peraturan yang tidak boleh ditombak, yakni orang yang berdekatan, orang yang membelakangi, dan orang yang karam.
Acara ini dimulai pukul 10.00 Wita hingga 11.30 Wita di Sungai Wehea yang melintasi Desa Dea Beq. Terik matahari tak mengurangi antusias masyarakat mengikuti rangkaian acara Festival Erau Bobjengea.(*)