Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO: Pesona Bekantan di Sungai Hitam

tarif Rp 350 ribu untuk kapasitas 6-7 orang

Editor: Bian Harnansa

Laporan Wartawan TRIBUN KALTIM, M Wikan

TRIBUNNEWS.COM, Samboja - Hewan primata yang hanya tersebar di Pulau Kalimantan, yaitu Bekantan (nasalis larvatus), untuk menyaksikannya sambil berwisata bisa dilakukan di Sungai Hitam Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

Keberadaan primata berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan ini bisa ditemukan tepatnya di Sungai Hitam, Kelurahan Kampung Lama, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kukar.

Habitat bekantan di sepanjang Sungai Hitam menjadi daya tarik para wisatawan. Mereka tak hanya datang dari beberapa daerah di Indonesia, tapi juga dari luar negeri, seperti Australia, Jerman dan Amerika.

Sebagaian besar pengunjung luar negeri datang untuk tujuan melakukan riset. Untuk menuju ke habitat bekantan, pengunjung cukup menyewa kapal kayu yang disiapkan warga sekitar dengan tarif Rp 350 ribu untuk kapasitas 6-7 orang dan Rp 500 ribu untuk kapasitas 10 orang.

Motoris kapal akan membawa pengunjung menyusuri Sungai Hitam yang memiliki lebar sekitar 40 meter dan air berwarna kecoklatan.

Di sepanjang kanan-kiri sungai, pengunjung bisa melihat rimbunan tumbuhan nipah dan pohon Mangrove serta rambai laut.

Berita Rekomendasi

Tentunya beberapa ekor bekantan akan terlihat di ranting-ranting pohon rambai laut. Mereka berlompatan dari ranting satu ke ranting lainnya.
Mereka mengunyah daun rambai laut yang menjadi makanan utama mereka. Namun, para pengunjung hanya bisa menikmati kehadiran bekantan itu dalam waktu yang sebentar.

Ketika bekantan itu menyadari ada pengunjung sedang mengawasi dengan suara mesin kapal yang terus menderu di dekat mereka, maka hewan pemalu itu bakal lari bersembunyi di antara semak tanaman nipah.

Di Sungai Hitam ini, bekantan tinggal di lahan konservasi seluas 15 hektar. Monyet berhidung panjang itu hidup berkelompok di ranting-ranting pohon rambai laut yang tingginya mencapai 20 meter.

Ada 7-8 kelompok bekantan menguasai wilayah tertentu. Satu kelompok terdiri 25-30 ekor yang dipimpin seekor bekantan jantan.
"Bekantan nggak mau makan buah.

Mereka hanya makan daun pohon rambai laut," kata Amiruddin, Koordinator Wisata di Samboja.
Bahkan bekantan disebut hewan yang tak tahan panas. Sehingga mereka mencari makan pada pagi dan sore hari. "Lewat pukul 08.00, mereka sudah mencari tempat bernaung," tutur Amiruddin.

Populasi bekantan di Sungai Hitam terus bertambah. "Bekantan ini sudah ada sejak dulu, bahkan mereka tidak mau pindah dari habitatnya sekarang," ujarnya.

Dahulu Sungai Hitam berwarna hitam akibat pengaruh humus, ranting kayu dan batubara. Sekitar 2002 lalu saat kemarau panjang, air sungai yang payau ini berubah menjadi kecoklatan.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas