TRIBUNNEWS.COM - Di usianya yang masih sangat muda, ia harus menghadapi kenyataan hidup yang cukup pedih.

Ialah Udin, bayi orangutan trauma yang mencoba bunuh diri setelah kematian ibunya.

Konon, ibu Udin ditembak (ada yang menyebut ditikam) saat ia mencoba melindungi dirinya.

Tak lama setelah kematian ibunya, Udin dijual kepada seorang petani. Ia menjadi hewan peliharaan dan harus tinggal di sebuah kandang kecil nan sempit.

Ketika bayi trauma itu dilarikan oleh tim International Animals Rescue ke IAR Orangutan Centre di Kalimantan, Udin tidak mau makan dan minum.

Ia juga tampak tidak bergairah dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa dokter hewan bergantian menemaninya tidur, berusaha menghibur Udin laiknya sang ibu.

“(Udin) berusaha bunuh diri berkali-kali, tapi kami tidak akan membiarkannya. Kami akan terus berinteraksi dengannya dan melakukan banyak fisioterapi dan latihan sehingga dia tidak bisa mengabaikan kami dan harus belajar untuk percaya kepada kami sebagai salah satu cara untuk bertahan hidup,” tulis Orangutan Centre dalam sebuah pernyataan resminya.

Akhirnya, ada secercah cahaya di mata hitamnya yang sedih. Udin kini banyak menghabiskan waktunya bersama boneka beruang yang lucu.

“Bayi orangutan itu benar-benar telah menyerah pada hidup,” ujar Alan Knight, chief executive IAR. Udin adalah satu di antara 86 orangutan yatim yang dirawat di pusat rehabilitasi yang terletak di Kalimantan itu. (Intisari, Sumber: Miror)