VIDEO Rumah Jagal di Jakarta Juga Enggan Potong Sapi
tidak akan dipotong sekarang rugi kalau kita potong
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Warta Kota, Ahmad Sabran
TRIBUNNEWS, JAKARTA - Langkanya daging sapi di pasaran dan harga yang melonjak tinggi bukan hanya membuat pedagang daging mogok berjualan.
Para pemilik rumah potong pun enggan menyembelih sapi mereka. Seperti yang terjadi di rumah potong milik Pepen, di Jalan Mampangprapatan XV, Tegal Parang, Mampangprapatan, Jakarta Selatan.
Menurut Yanto, karyawan rumah potong, sapi-sapi yang ada hanya digemukkan untuk dijual menjelang Idul Adha.
“Sekarang stok lagi kosong, sapi yang ada ini untuk Lebaran Haji (Idul Adha), tidak akan dipotong sekarang, rugi kalau kita potong,” ujarnya, Senin (10/8).
Dikatakan Yanto, saat Idul Fitri, stok di rumah potongnya melimpah. Namun setelah Idul Fitri, cukup sulit mendapat sapi hidup. Harga pun tidak turun sejak Idul Fitri. Sapi-sapi yang dibelinya adalah sapi lokal dari Jawa dan Bali.
Jika pasokan seret, mereka terpaksa mengambil sapi impor asal Australia dari kawasan Depok dan Cipayung.
Biasanya, kata Yanto, harga sapi turun setelah Idul Fitri, namun sekarang justru terus meningkat. “Bisa saja kita potong sekarang, tapi harganya bisa mahal sekali, bisa Rp 150.000 sekilo, apa ada yang mau? Kalau jual murah ya kita rugi,” tuturnya. Ia mengatakan, pemotongan sapi terakhir dilakukan pada Sabtu (8/8) lalu.
Pemotongan terakhir itu dilakukan setelah cukup sulit mendapatkan sapi. Harganya pun cukup tinggi, yakni Rp 95.000 per kilogram untuk daging karkas (masih ada tulang). Ia biasa memasok daging ke pasar Tradisional seperti pasar Buncit, Pasar Mampang, dan Pasar Santa.