VIDEO: Penggusuran Sumur Keramat Bulogading, Apakah Penggugat akan Bernasib Sama?
Menurut warga, pernah ada penggugat tanah Bulogading mengalami lumpuh ketika turun dari mobil dan menginjakan kakinya di jalan itu.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri
TRIBUNNEWS.COM - MAKASSAR - Sambil menimba air, Daeng Reni (45), menceritakan keajaiban sumur tua di Jl Bulogading, Makassar, Minggu (9/8/2015).
“Ini bukan sumur biasa, ini Belanda yang bikin. Kalau orang Indonesia yang bikin tidak begini, karena Belanda yang bikin jadi begini, tidak pernah kering,” katanya.
Ratusan warga Bulogading resah karena sumur itu akan digusur pascaputusan Pengadilan Negeri (PN) Makassar.
Warga sekitar menyatakan rela mati demi membela sumur tua itu.
Konon, bila ada orang yang belum menikah lalu mandi di sumur tersebut dan meminta jodoh, juga akan menemukan segera pendampingnya.
Setidaknya ada 43 rumah, 65 kepala keluarga (KK) dan kurang lebih 300 jiwa terancam tidak mempunyai tempat tinggal.
Lokasi tersebut memang menjanjikan bagi para pengusaha yang berinvestasi membangun hotel dan tempat usaha lainnya.
Apalagi lokasi ini strategis. Jaraknya terletak kurang lebih 100 meter dari anjungan Pantai Losari yang selama ini menjadi ikon kota Makassar.
Seorang warga, Irwan Rio (52) mengatakan saat mendengar Bulogading akan digusur, tiap malam bermimpi penjaga Bulogading datang.
"Ia datang dengan sosok bayangan, dan sudah kusampaikan kewarga kalau yang punya tempat ini sudah berada di sini," kata Rio.
Bulogading artinya serumpun bambu kuning. Konon cerita bahwa di Kampung tersebut ada dua batu yang melindungi kampung tersebut.
Dua batu itu nampak seperti kuburan kecil yang dipercayai warga bahwa kedua batu tersebut melindungi kampung dari orang yang mempunyai niat jahat.
Reni mengatakan, jika anaknya sakit, ia akan melakukan niat dan membawakan penerangan berupa lilin di tempat tersebut.
"Alhamdullih setelah itu anak saya berangsur membaik," katanya.
Meski demikian, warga tidak menjadikan sumur ini tempat persembahan, melainkan hanya suatu perantara dari sang pencipta.
Menurut warga, pernah ada penggugat tanah Bulogading mengalami lumpuh ketika turun dari mobil dan menginjakan kakinya di jalan itu.
Ada juga yang meninggal karena berkali-kali menggugat tanah tersebut dengan cara yang tidak baik. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.