Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Para anggota dari Komunitas Sepeda Ontel Lawas Solo melakukan aksi demo, Senin (17/8/2015), terkait kejadian pengadangan yang dilakukan Elanto Wijoyono terhadap arogansi para pengendara motor gede (Moge) di Yogyakarta, Sabtu lalu.

Para anggota komunitas sepeda Solo ini terlihat memarkirkan sepedanya di titik nol kilometer atau di depan Balai Kota Solo sembari membawa spanduk bertuliskan "Moge Boleh Lewat Asal Tertib".

"Ini aksi kami mendukung apa yang dilakukan oleh Mas Elanto di Jogja. Kami berharap usai kejadian kemarin, para pengendara Moge juga menghormati pengguna jalan lain,"ujar Sekretaris Komunitas Sepeda Ontel Lawas Solo, Deni Suryawan (35).

"Jangan karena punya uang atau mengandalkan pangkat mereka sebagai aparat jadi bisa sewena-wena melintas tanpa memperhatikan rambu."

Deni menuturkan aksi ini juga tidak terbatas ditujukan kepada pengendara Moge, tetapi pengendara kendaraan bermotor lainnya seperti mobil atau sepeda motor hingga sepeda onthel untuk menaati rambu-rambu lalu lintas ketika berkendara di Solo.

"Slogan Solo kan 'Taat Berlalu-lintas Cermin Budaya Wong Solo'. Jadi, saat berlalu-lintas semua yang melintas wajib mematuhi rambu-rambu sehingga kami tidak ingin ada korban jiwa karena adanya kecelakaan di jalan," ujarnya.

Aksi demo ini juga dihadiri seorang anggota komunitas Moge di Solo, Ginda Ferachtriawan yang menuturkan kejadian di Jogja memang terjadi kesalahpahaman.

"Saya rasa tujuan kami (Moge yang melintas maupun yang pesepeda yang mencegat) sama menjaga ketertiban berlalu-lintas dan ada kesalahpahaman," katanya.

"Sebelum berangkat ke Prambanan, kami terus diingatkan untuk menjaga ketertiban, dan kami ingin di Solo ini semua pengendara dapat jauh lebih tertib dari kota lainnya," ujar Ginda yang juga ikut touring Moge di Jogja. (*)