Misteri Kemunculan Migaloo, Paus Bungkuk Albino Paling Indah dan Tersohor
“Dia Migaloo!” Itulah kalimat yang keluar dari mulut seorang ilmuwan terkemuka, Greg Kaufman.
Editor: Mohamad Yoenus
Kaufman mengatakan penamaan tersebut adalah suatu kehormatan terhadap makhluk ikonik tersebut.
“Dalam tradisi Aborigin, hewan putih itu dikirm ke sini (Australia) untuk mengingatkan kita ikhwal keunikan kehidupan, juga kesucian hidup,” ujar Kaufman.
“Mereka percaya bahwa hewan dan individu yang berwarna unik harus dihormati dan tidak didiskriminasikan. Budaya Aborigin memperlakukan hewan-hewan tersebut laiknya dewa, sebagai lambang spiritual.”
Selain ekor serta warna putih yang ikonik, yang menjadi khas dari paus ini adalah adanya serupa lelehan air mata yang begitu menonjol.
Tak hanya itu, “Ada benjolan di bawah siripnya. Benjolan juga terdapat di sebelah kiri kepalanya,” ujar Kaufman.
Direktur Sea World, Trevor Long, dan peneliti dari White Whale Research Centre, Oskar Petersen, menjadi beberapa peniliti yang tidak yakin dengan klaim Kaufman.
Long melihat, paus yang baru saja muncul itu terlalu kecil untuk disebut sebagai Migaloo.
Pun begitu dengan Peterson. keduanya menyebut paus itu sebagai Migaloo Junior.
Tapi Kuafman, yang merasa memiliki hubungan paling dekat dan intim dengan paus putih, menyebut bahwa Migaloo sebenarnya tidak sebesar yang dibayangkan banyak orang.
“Fakta menunjukkan, ketika berenang, ia lebih seperti paus maraton.”
Kaufman juga berpikir bahwa Migaloo telah muncul di Selat Cook, Selandia Baru, beberapa minggu sebelumnya.
Seperti halnya yang muncul di Australia, paus bungkuk yang muncul di Selandia Baru, oleh beberapa pakar, disebut juga dengan Migaloo Junior.
Migaloo kini diperkirakan berusia antara 32-36 tahun dengan panjang 13 hingga 14 meter—dan ini lebih kecil dibanding paus bungkuk pada umumnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.