Polisi Belum Mampu Ungkap Kartel Sapi
Kasus dugaan permainan harga atau kartel daging sapi masih jalan di tempat.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Warta Kota, Sabran Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus dugaan permainan harga atau kartel daging sapi masih jalan di tempat.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya hingga kini belum mampu mengungkap kasus ini.
Meski sudah mendatangi belasan tempat penggemukan atau feed lotter sapi, namun belum ada satupun orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
Saat ditanya wartawan soal perkembangan kasus ini, Senin (24/8/2015), berkali-kali Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Mujiyono mengatakan, “Masih dalam penyelidikan,”.
Mujiyono hanya mengatakan, para personilnya di Subdit Indag melakukan investigasi gabungan dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta.
“Kami bersepakat akan mengusut menuntaskan kasus ini," ujarnya, di Mapolda Metro Jaya.
Ia mengatakan, bukti-bukti dibutuhkan untuk melanjutkan penyelidikan menjadi penyidikan.
Menurutnya, dari 11 lokasi penggemukan yang didatangi, ditemukan ada beberapa sapi siap potong tapi masih ada di tempat penggemukan dan tidak dipotong juga.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, masyarakat Jakarta yang paling terkena dampak mahalnya harga sapi.
“Kami akan berikan data-data dan lainnya kepada penyidik (Ditreskrimsus), agar tidak terjadi lagi. Hari ini harga daging masih Rp 120.000 sampai Rp 135.000 per kilogram, ini masih tinggi, kalau bisa dibawah Rp 100.000,” ujarnya.
Ia mengatakan, dugaan kartel daging sapi ini berbeda dengan kenaikan harga menjelang Idul Adha.
Menurutnya, lonjakan harga cukup wajar, dan saat ini saja sudah tidak wajar.
Direktur Penindakan KPPU Gopprera Panggabean menambahkan, pihaknya sudah melakukan pengawasan harga sapi sejak 2013.
Ia mengaku ada dugaan pengusaha feed lotter mengatur harga dengan para pesaingnya, untuk mengatur produksi dan pemasaran.
“Kita periksa ke beberapa RPH (Rumah Potong Hewan) mereka sulit dapat pasokan, padahal ada di Feed lotter,” tuturnya.
Seperti diketahui, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melakukan pengecekan ke tempat penggemukan sapi milik importir, PT WMP, pada Kamis (13/8/2015) lalu.
Di tempat penggemukan sapi tersebut diketahui ada 2.500 ekor yang belum didistribusikan dan diduga sengaja ditimbun. (*)