Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Miskin Kota Bayar Mahal Listrik Prabayar

Mafia pulsa listrik yang ditudingkan Menko Kemaritiman diakui masyarakat sangat menyusahkan

Editor: Bian Harnansa

TRIBUNNEWS.COM - Mafia pulsa listrik yang ditudingkan Menko Kemaritiman dan ESDM Rizal Ramli diakui masyarakat sangat menyusahkan.

Apalagi, kelompok masyarakat kecil yang selama ini terdampak kenaikan tarif listrik.

Setiap hari, Nasiun harus rutin memeriksa "meteran" token miliknya, agar listrik bisa terus mengalir.

Untuk keperluan listrik ini, warga di kawasan Berdikari, Rawabelong, Jakarta Barat, harus merogoh kocek cukup dalam.

Di rumah mungilnya, sebenarnya Nasiun tidak banyak menggunakan peralatan elektronik.

Kipas angin untuk mencegah anak bayinya kegerahan, memang kerap menyala.

Sebagai hiburan, televisi berlayar kecil terkadang menyala.

Berita Rekomendasi

Untuk keperluan dapurnya, sang istri pun menggunakan kulkas dan penanak nasi elektronik.

Namun, dengan biaya yang dikeluarkannya saat ini, biaya listrik sangat memberatkan.

'Token lebih boros'

Kebijakan ‎PLN yang mewajibkan para pelanggannya untuk menggunakan pulsa listrik sebagai metode pembayaran hanya membuat repot dan merugikan warga.

Pasalnya warga harus mengeluarkan dana lebih dari apa yang diperoleh.

Pelanggan hanya mendapatkan Rp 35 ribu dari pulsa listrik senilai Rp 50 ribu.

Begitupun halnya ketika membeli pulsa listrik Rp 100 ribu‎, pelanggan hanya memperoleh Rp 85 ribu.

Halaman
123
Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas