Pesantren Turki di Medan Ajarkan Santri Sembelih Kurban
puluhan santri dan staf pengajar mengambil peranan masing-masing dalam menjalani tradisi berkurban
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Puluhan santri tahfiz (Penghapal Al-Quran) beserta ustaz dan staf Pondok Pesantren Syarief Medan menjalani gelaran akbar hari raya Idul Adha 1436 Hijiriah di Pesantren Jalan Klambir V, No 45 Tanjung Gusta, Medan Helvetia, Kamis (24/9/2015)
Sejak pagi setelah menjalani salat berjamaah, puluhan santri dan staf pengajar mengambil peranan masing-masing dalam menjalani tradisi berkurban yang bermuasal dari kisah pengurbanan Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail sebagai anaknya.
Humas Pesantren Syarief, Ustaz Iqbal menjelaskan bahwa pada momen berharga ini para santri diajarkan makna berkurban, bagaimana tata cara berkurban, pembagian timbangan dan tujuan dari berkurban.
"Pada Idul Adha ini diharapakan para santri benar-benar memahami arti berkurban. Sehingga ke depannya mereka bisa terjun ke masyarakat," katanya
Pada tahun ini, pesantren yang akrab dengan sebutan Pesantren Turki karena bentuk kerja sama antara Indonesia dan Turki, Uztaz Iqbal mengatakan pihaknya melakukan kurban dengan penyembelihan 30 ekor sapi. Ustaz dan santri melakukan penyembelihan dan memotong-motong daging secara bersama-sama.
"30 sapi juga di kurbankan di lokasi berbeda. Ada di Masjid Al Badar, Masjid Agung, Aceh Sepakat, Depag Medan, Kanwil Sumut, MUI Medan," jelas Ustaz berkacamata ini
Sebagai bentuk mengemban amanah dalam tanggungjawab, 30 ekor sapi itu nantinya akan dibagikan kepada 500 warga yang telah memiliki kupon.
"500 kupon itu untuk warga sekitar pesantren yang sudah dibagikan kupon. Selain akan dibagikan para santri, juga bisa diambil langsung setelah prosesi penyembelihan," beber ustaz Iqbal
Santri, Lutfi yang terlihat mengenakan baju seragam serba biru khas pesantren bersama rekan lainya terlihat sedang menyaksikan penyembelihan dan memotong-motong sapi dan memasukkannya ke dalam kantung plastik yang siap dibagiakan kepada masyarakat. Menurutnya, momen seperti ini sebagai bentuk pelajaran berharga.
"Penyembelihan kurban itu kan ada tata caranya, ada doa dan syarat-syarat yang harus dipenuhi, bukan sembarangan potong dan bagi. Jadi, adanya acara ini mengajarkan secara langsung ilmu pegurbanan sapi seperti yang ditauladankan Nabi Ibrahim AS," pungkasnya