Gelar Ruwatan, Ribuan Petani Ingin Kejati Jateng Terbebas dari Setan Demit
Mbah Muh, seorang pendemo membakar kemenyan di depan kantor Kejati Jateng di Kota Semarang.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Zainal Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ribuan petani dari Batang menggeruduk kantor Kejati Jateng, Selasa 6 Oktober 2015.
Mereka berunjukrasa, saling berorasi dan menyerahkan gunungan hasil pertanian kepada Kejati Jateng.
Mbah Muh, seorang pendemo membakar kemenyan di depan kantor Kejati Jateng di Kota Semarang.
"Ruwatan ini mendoakan agar dapat menyelamatkan jaksa se-Jateng. Diberi jabatan yang baik dan kekuatan yang diridhoi Allah. Agar dapat memberantas kejahatan," kata Mbah Muh.
Ruwatan itu sendiri dilakukan agar Kejati Jateng terhindar dari kejelekan.
Menurutnya, selama ini Kejati telah dirasuki demit atau setan.
Dengan diruwat, diharapkan Kejati Jateng kembali bersih.
"Supaya Kejati tidak ditempeli setan demit, kemudian bisa bersih dan menjalankan tugasnya memberantas korupsi dan kejahatan lainnya," tandasnya.
Ribuan petani Batang mengatasnamakan Aliansi Petani untuk Transparansi, menyuarakan keluhan para petani khususnya di Kabupaten Batang sekaligus memperingati refleksi Hari Tani Nasional.
"Gunungan ini akan digunakan untuk meruwat Kejati Jateng. Agar Kejati sebagai lembaga penegak hukum, menjalankan tugasnya. Sehingga tanah para petani tidak diambil alih dan berubah menjadi lahan industri," teriak orator aksi dari atas mobil pick up.
"Beberapa kasus tanah tidak diselesaikan, bahkan yang terbaru aktivis pertanian dibunuh oleh sekelompok preman dari pengusaha galian C," kata seorang ibu yang menyerahkan hasil pertanian. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.