Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPD dan Ketua Komis VII DPR Sepakat Masalah Blok Masela

DPD dan DPR Sepakat Pemusatan Kegiatan Penggunaan Gas Masela di Darat

Editor: Bian Harnansa

Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diskusi Forum Senator untuk Rakyat (FSuR) digelar di Restoran Dua Nyonya, Jl. Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (11/10/2015).

Diskusi bertajuk "Kekayaan Laut dan Daerah Untuk Siapa" itu dihadiri: Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Letjen. Mar. Purn. Nono Sampono, Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Kardaya Warnika, dan Aktifis Adhie M. Massardi.

Forum diskusi yang digelar sekitar pukul 13.00 WIB itu, membicarakan tentang pengelolaan gas alam cair Blok Masela, Maluku Tenggara Barat.

Para pembicara sepakat bahwa pemusatan kegiatan penggunaan gas tersebut dilakukan di darat (on shore).

Selain mudah untuk dikendalikan, pemusatan kegiatan di darat tersebut dapat memberikan peningkatan perekonomian bagi masyarakat setempat dibandingkan di laut.

"Buktinya kita punya kilang Elpiji di Natuna, yang diusahakan oleh ConocoPhilips, ya dari pertama sampai sekarang ya itu-itu saja, ga ada warung, ga ada apa yang berkembang, itulah sifat spesifik pengembangan di off shore (lepas pantai/laut)," ucap Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika dalam penyampaian materinya kepada para hadirin yang mayoritas wartawan.

Berita Rekomendasi

Kader Partai Gerindra itu mengakui, klemahan pusat kegiatan penggunaan gas alam cair di darat yaitu, masalah pembebasan lahan untuk membangun sarana dan prasarana.

Sedangkan Anggota DPD RI, Nono Sampono berpendapat, kemungkinan besar pemusatan kegiatan di darat itu dapat menolong para penganggur yang angkanya cukup besar di Masela dan sekitarnya, untuk memiliki pekerjaan yang layak.

Lalu Aktifis Adhie M. Massardi menegaskan, bahwa bila sudah sepakat di darat, tidak perlu lagi mengkaji ulang yang membuang waktu dan biaya lagi, langsung laksanakan.

"Kalau menurut Bangsa Indonesia, menurut Pemerintah Indonesia, menurut Legislatif Indonesia bahwa on shore itu lebih bermanfaat, ya itu saja, nggak usah aneh-aneh, jadi nggak usah minta pendapat segala macam," katanya.

Dalam diskusi tersebut hadir juga sebagai pembicara, akademisi, Sonny Harry Harmadi dan Mantan Praktisi Pertambangan Gas, Yoga Suprapto.

Sebagaimana diketahui, perhitungan cadangan Liquid Natural Gas (LNG)/gas alam cair di wilayah Masela, Maluku Tenggara Barat, pada 2008 mencapai tujuh Trillion Cubic Feet (TCF)/Triliun Kaki Kubik.

Kemudian perhitungan di 2014 mencapai 10,7 TCF hingga 27 TCF.

Untuk memanfaatkan gas alam yang begitu besar tersebut, muncul wacana pemasangan pipa untuk menyalurkan hasil penambangan, oleh pemerintah.

Namun kemudian muncul permasalahan di ranah publik tentang letak pemusatan kegiatan itu, apakah diletakkan di laut atau di darat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas