Didatangi Sejumlah Anggota TNI, Nenek Ini Bawa Sebilah Parang
"Kalau kalian mau usir kami silakan, tapi bunuh dulu kami," katanya.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Medan, Tarmizi Khusairi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Penghuni rumah dinas di Asrama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jalan Bajak I Asrama Widuri no 10, melakukan perlawanan dengan memegang parang saat pihak Kodam I/Bukit Barisan (BB) melakukan pengosongan di rumah dinas tersebut.
"Kalau kalian mau usir kami silakan, tapi bunuh dulu kami," kata wanitia yang tak mau menyebutkan namanya, sambil memegang parang yang ia arahkan ke pihak Kodam I/BB, di Asrama Widura no 10, Selasa (13/10/2015).
Ia mengatakan, pihak Kodam I/BB tidak memiliki hati nurani karena tetap ingin mengosongkan rumahnya.
Padahal ada saudaranya laki-laki yang sedang sakit.
Dari pantauan Tribun, laki-laki yang sakit itu, tidak memiliki jari-jari, kulitnya berwarna merah seperti terkena air panas dan badannya kurus, hingga tulangnya terlihat jelas.
"Beri kami waktu, ini sudah kami rapikan barang-barang kami, jadi mohon tunggu," ucap ibu berjilbab tersebut.
Saat hendak diwawancarai lebih mendalam, wanita ini tidak bersedia. "Gak usahla wawancara," ucapnya.
Pihak Kodam I/BB mengatakan, mereka telah memberikan surat peringatan tiga kali, namun pihak penghuni rumah dinas tidak ada menjawab.
"Maunya kalau begini dari kemarin-kemarin mereka jawab surat kita, ini tidak ada menjawab. Coba bilang saja kalau minta waktu, pasti kita kasih," kata seorang TNI.
Sementara, Kepala Penerangan Kodam (kapendam) I/BB, Kolonel Inf Eno Solehuddin mengatakan, Kodam melakukan penertiban rumah dinas pada hari ini sebanyak empat rumah.
"Sebelum penertiban kita lakukan, kita telah memberi peringatan secara tertulis sebanyak tiga kali. Ini telah ada putusan pengadilannya. Ini perumahan dinas aktif, sedangkan mereka tidak berhak lagi menempati rumah dinas," katanya. (*)