Diimpor Dari Arab Saudi, Buah Ini Jadi Bahan Utama Pembuatan Tasbih
merupakan salah satu jenis cinderamata yang banyak dijumpai
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Ratino Taufik
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Tasbih pukah atau pukaha, merupakan salah satu jenis cinderamata yang banyak dijumpai
dijual di toko-toko cinderamata yang terdapat di Kota Martapura, Kalimantan Selatan.
Dibandingkan dengan tasbih lainnya, dari sisi tampilan, tasbih pukah memang lebih menarik serta memiliki aroma yang khas.
Salah satu perajin tasbih pukah, Abu Najib (31) mengungkapkan, biji tasbih pukah dibuat dari buah pukah.
Pohon buah ini tidak tumbuh di Indonesia, melainkan diimpor dari Arab Saudi.
"Kami membeli dari penjual yang ada di sini (Martapura), sekilonya Rp 80 ribu," ungkap Najib.
Untuk memproduksi tasbih pukah, warga yang tinggal di rumah Gajah Baliku, Desa Teluk Selong Kecamatan Martapura Barat
ini dibantu delapan orang pekerja yang bekerja dua shif, siang dan malam.
Proses pembuatan buah pukah menjadi biji tasbih, hingga kemudian menjadi tasbih cukup memakan waktu.
Diawali dengan pemotongan buah pukah menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Selanjutnya,
pembuatan lobang untuk tempat jalan benang serta membantu memudahkan proses pembentukan biji tasbih.
Untuk membentuk pukah yang telah berbentuk kotak menjadi bulatan kecil, perajin menggunakan mesin gurinda dengan mata khusus.
Apabila telah selesai, selanjutnya biji tasbih dipernis sehingga warnanya lebih mengkilap.
Proses terakhir adalah merangkai biji tasbih dengan menggunakan benang khusus. Proses ini dilakukan secara manual, dan perlu ketelitian.
Mengingat tasbih memiliki jumlah biji tertentu.
"Selama ini pesanan tidak pernah sepi. Malah kadang kami yang kesulitan mendapatkan bahan (buah pukah) karena penjualnya kehabisan stok," kata Najib.