Berkenalan dengan Komunitas TDA Lampung
Tangan Di Atas (TDA) Lampung, adalah komunitas berbasis bisnis yang memiliki visi, menjadi pengusaha kaya yang gemar memberi kepada sesama.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoga Noldy Perdana
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Tangan Di Atas (TDA) Lampung, adalah komunitas berbasis bisnis yang memiliki visi, menjadi pengusaha kaya yang gemar memberi kepada sesama.
Komunitas yang memiliki prinsip utama bahwa menjadi tangan di atas lebih baik daripada menjadi tangan di bawah ini, merupakan tempat bernaungnya, baik wirausahawan yang sudah sukses ataupun yang ingin lebih mengembangkan prospek bisnisnya.
Sekretaris Umum TDA Lampung, Gess Setyawan (36), mengatakan rata-rata para pebisnis atau wirausahawan yang bergabung relative berumur muda, dan terdiri dari berbagai disiplin atau level usaha.
Mulai dari pedagang yang memakai gerobak, sampai para pengusaha yang penghasilannya sudah di atas rata-rata.
“Namun bukan hanya para pengusaha saja yang bisa bergabung di sini, orang-orang yang baru ingin memulai usahanya juga dapat menjadi member kita," ujar Setyawan, Selasa (3/10/15).
"Karena kami di sini juga berusaha untuk menciptakan para wirausahawan yang handal, jadi para pelajar maupun mahasiswa juga banyak yang sudah bergabung dengan kami,” ujarnya.
TDA memiliki arti sama dengan berbagi.
“Jadi kita di sini selalu sharing atau membagikan eksperimen dari para wirausahawan selama menjalankan usahanya yang sudah sukses, ditularkan kepada teman-teman member yang ingin belajar bisnis," katanya.
"Jadi orientasi kita disini adalah, yang belum memiliki bisnis akan menjadi pebisnis, sedangkan yang sudah memiliki bisnis akan bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih meningkat lagi,” ucap Setyawan.
Kegiatan rutinnya, lanjut Setyawan, biasanya setiap sebulan sekali TDA selalu melakukan berbagai kegiatan atau kopdar.
“Seperti kita ada spirit TDA, itu kegiatannya adalah pengajian, lalu ada forum bisnis atau ngobrol bisnis, yang membicarakan tentang ilmu-ilmu perbisnisan," ujarnya.
"Dan setiap tiga bulan sekali, kami melakukan perekrutan member baru yang bernama TDA Camp, di dalam kegiatan ini, kita akan membedah kiat-kiat sukses dalam dunia perbisnisan sendiri," kata pria yang memiliki usaha di bidang komputer ini.
Setyawan melanjutkan, banyak juga teman-teman dari pengusaha kecil seperti usaha gerobak siomay, gerobak es, dan gerobak usaha kecil lainnya yang gabung dengan TDA.
“Namun biasanya teman-teman yang memiliki skala usaha seperti itu, setelah bergabung dengan TDA, mereka akan mengalami perubahan dengan cepat, kalau tidak usaha gerobaknya meningkat menjadi kios atau ruko, atau minimal gerobaknya bertambah banyak,” bebernya.
TDA Lampung memiliki couch dan mentoring sesuai dengan disiplin bisnisnya juga.
Misalnya bagi wirausahawan atau calon wirausahawan yang yang bergerak di bidang kuliner, maka ada tim mentoring dan couch-nya sendiri yang khusus menangani masalah perkulineran.
Begitu juga dengan wirausahawan dibidang fashion, atau di bidang lainnya, memiliki mentoring dan couch nya di bidang masing-masing. (*)