Mengenal Firman, Suku Anak Dalam Jambi yang Lulus Seleksi TNI
Ingin mengabdi kepada bangsa dan negara
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Ingin mengabdi kepada bangsa dan negara. Itulah salah satu alasan M Firman Hariyanto, yang merupakan Suku Anak Dalam (SAD) yang lulus menjadi TNI.
Bercita-cita dari kecil ingin menjadi TNI, lelaki 18 tahun ini memberanikan diri mendaftarkan diri menjadi TNI.
Kehidupan Suku Anak Dalam di Sungai Bahar, Desa Bukit Makmur, diceritakannya tak lepas dari alam, dan budaya yang masih kental. Namun tak membuat dirinya tak memiliki cita-cita.
Menggunakan seragam hitam putih, dirinya menceritakan pengalamannya selama seleksi.
Dengan penuh keyakinan dan keinginan akan cita-cita, Firman berpesan tak ada yang tak bisa dicapai selama memiliki keinginan yamg kuat akan cita-cita, bahkan Suku Anak Dalam sekalipun.
Mengetahui bagaimana gambaran Suku Anak Dalam yang hidup dihutan dengan latarbelakang alam, bukan berarti tak boleh memiliki cita-cita.
"Dulu ayah saya juga ingin jadi TNI namun tidak kesampaian karena tidak punya biaya. Dan Alhamdulillah restu dari orangtua, saya bisa lulus tes ini," katanya saat diwawancarai di Media Center Korem/042 Gapu, Senin (9/11).
Tak banyak kendala yang dialami lelaki kelahiran 25 April 1997 ini. Dari seleksi administrasi, postur, jasmani hingga pantohir. "Saat ini tinggal pendidikan saja," ujarnya.
Seleksi yang dilakukan kurang lebih selama satu bulan. Anak pertama dari tiga bersaudara ini hanya mempersiapkan fisik untuk seleksi hanya 5 hari.
"Cukup kaget fisik saya dan cukup sakit ketika push up karena dipaksa karena persiapan hanya 5 hari langsung daftar," katanya.
Ia menceritakan, selama di latihan di desa, dirinya latihan biasa seperti jogging di tran, push up, sit up dan lainnya. "Saya latiham sendiri tanpa pelatih," katanya.
Dari 4 orang SAD yang mengikuti tes Catam, hanya dirinya yang berhasil lulus. "Alhamdulillah, sangat senang bisa lulus. Jarang ada yang bisa mendapat kesempatan menjadi TNI," tutur Firman.
Selasa kemarin, dirinya pulang ke desa untuk bertemu kedua orangtuanya, Nawidah (ayah) dan Fatmawati (ibu). Orangtuanya berpesan untuk tidak sombong, selalu menjalankan ibadah dan tidak lupa darimana dirinya berasal.
"Saya ingin menjadi orang yang berguna untuk kedepannya dan membantu orang-orang. Karena dulunya saya selalu dibantu oleh orang-orang dan sekarang giliran saya yang akan membantu orang-orang," kata Firman.