Abdul Latief Sarankan Angkatan Muda Gantikan Elite Golkar yang Dinilai Gagal
Abdul Latief menilai Ketua Umum Golkar baik Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono telah gagal memimpin partai
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkatan Muda Golkar kembali melakukan silaturahmi dengan tokoh senior partai berlambang pohon beringin tersebut. Mereka kini menemui Mantan Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Abdul Latief di Pasaraya Grande, Jl. Iskandarsyah, Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (15/11/2015) sore.
Abdul Latief menilai Ketua Umum Golkar baik Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono telah gagal memimpin partai. Baik Ical dan Agung merupakan pengurus hasil Munas Riau. Abdul melihat dalam prespektif pemilihan Legislatif dimana Golkar mengalami kekalahan.
"Golkar kalah kita harus ganti pimpinan. Change. Beri kesempatan kepada yang lain. Dua-duanya harus mundur, untuk mundur serahkan yang lain untuk buat program nyata," katanya.
"Pemimpin yang menjadi pengurus yang gagal mengundurkan diri lalu buat Munas Luar Biasa," tambahnya.
Poros Muda Golkar yang menemui Menteri Tenaga Kerja era Soeharto itu antara lain Andi Sinulingga, Lamhot Sinaga, Melky Laka Lena, dan Ace Hasan Syadzily. Abdul melihat program kaderisasi kini tidak berjalan di Golkar. Oleh karenanya, ia mengapresiasi kedatangan Poros Muda Golkar.
Menurutnya, pengurus yang ada saat ini memberikan kesempatan kepada kader lainnya, khususnya kader muda, untuk bertarung dalam Munas Luar Biasa.
"Tapi tidak elok, sudah kalah mau maju lagi apa pembaruannya, rakyat enggak bodoh, kita mau menang atau kalah. Dorong tokoh pembaharu untuk maju," imbuhnya.
Mantan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya itu juga menuturkan, bila pengurus Golkar terus bertikai maka tidak ada target pemenangan yang dapat dicapai. Padahal, prestasi Golkar harus dimunculkan dengan kerjanya para kader ditengah masyarakat.
"Sekarang ribut gimana mau menang. Ini sudah berkelahi berjemaah. Saya tidak mau disini dan disana, saya ingin munas yang bersih muncul tokoh muda," katanya.
Ia juga menginginkan tokoh-tokoh muda Golkar kompak agar bisa memberikan tekanan kepada para elitenya yang sedang bertikai, untuk segera menyelesaikan pertikaian tersebut.
"Jadi mesti solid dulu dong anak-anak muda, nah kalo mereka sudah mempersatukan di antara mereka, itu akan mudah berbicara kepada senior-seniornya," katanya.