Kabupaten Kepulauan Talaud Budidayakan Ketam Kenari
Ketam Kenari menjadi satwa endemik pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Video Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Katang Kanari atau lebih dikenal Ketam Kenari menjadi satwa endemik pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud, yang harus dilestarikan.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud Ir Adolf Binilang, saat ditemui di atrium Manado Town Square (Mantos) Dua, Jalan Pierre Tendean Boulevard Manado Provinsi Sulawesi Utara, Selasa (17/11/2015).
"Ini adalah salah satu jenis kepiting yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dan ini endemik," ungkap dia di sela pagelaran Pameran Potensi Pariwisata, Pembangunan, Infrastruktur, Pemerintahan, dan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Di satu sisi ini dilindungi, tetapi ini banyak diminati dari segi rasa banyak yang mencari," tuturnya.
Menurutnya, mereka akan mengembangkan untuk dibudidayakan supaya hasilnya bisa dijual. Namun, untuk kawasan-kawasan yang menjadi habitat Ketam Kenari, akan tetap dijaga untuk pelestarian satwa tersebut.
Ketam Kenari disebut laba-laba raksasa oleh anak-anak di Talaud. Pasalnya, hewan ini bisa juga memanjat pohon kelapa untuk mendapatkan makanan mereka, buah kelapa.
Biasanya, mereka hidup dan berkembang biak di pulau-pulau yang banyak bebatuan karena mereka bersembunya pada lubang-lubang batu karang.
Dari amatan Tribun Manado, hewan tersebut mererka pamerakan dalam acara itu dan dimasukkan dalam kotak kaca dan diberi pasir putih halus.
Beberapa pengunjung Mantos tampak terkesima dengan hewan yang tampak sangat agresif ini.
Para penyelenggara iven pun memberikan tulisan pada kertas yang direkatkan di kurungan hewan itu mengingatkan supaya tidak memasukkan tangan.
Beberapa kali pawangnya memamerkan kekuatan penjepit hewan ini. Sesuatu yang ia jepit tak akan dilepaskannya hingga pawangnya berinteraksi langsung.
Beberapa warga takut memegangnya. Namun seorang pawangnya langsung memegang dari bagian punggung Ketam Kenari lalu menahan kedua capitnya yang mampu mengupas buah kelapa, dan dengan bebas memegangnya.
"Kita jaga kelestariannya jangan sampai punah. Tapi karena banyak diminati masyarakat untuk dikonsumsi maka kita harus budidayakan supaya tidak mengambil di lokasi terlarang," tutup Adolf.