Ketulusan Yoyoh 30 Tahun Menjadi Guru SLB
Sikap anak-anak yang mengalami tuna wicara sampai autis ini, tak jarang memancing emosi Yoyoh.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR UTARA - Kesabaran dan ketulusan Yoyoh (53), diuji saat mengajar anak disabilitas.
Memulai karir sejak 1986 sebagai guru Sekolah Luar Biasa (SLB), Yoyoh berhasil merintis SLB Mentari Kita, Jalan Janaka 3, Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
"Saya di sini sejak 2007 lalu, merintis bareng orang tua murid," ujar Yoyoh kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (25/11/2015).
Yoyoh mendapat nasib yang cukup beruntung dengan pengangkat status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak 1987.
"Tapi suami saya yang juga guru di sini, masih honorer," kata ibu dari dari dua anak ini.
Mengajar anak berkebutuhan khusus ini tak hanya memerlukan kurikulum dan sistem belajar yang khusus, tapi juga hati dan perlakuan khusus pula.
Sikap anak-anak yang mengalami tuna wicara sampai autis ini, tak jarang memancing emosi Yoyoh.
"Mereka (siswa), pasti tahu kalau hati kita kesal atau bagaimana, mereka akan semakin jadi, makanya harus sabar," katanya.
Berkat kesabaran, ketelatenan dan hati yang tulusnya, tidak sedikit murid jebolan SLB ini bekerja di perusahaan.
"Sudah ada yang beberapa, masih komunikasi sama saya ngasih tahu kalau sudah punya gaji tetap," ujarnya.
SLB Mentari sendiri, kini melakukan proses belajar mengajar di suatu rumah milik orang tua murid.
Ingin rasanya Yoyoh pindah ke suatu gedung khusus seperti layaknya sekolah.
"Cuma yayasan kami belum punya tanah, jadi belum bisa mengajukan ke Pemprov," ujarnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.