Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Ratino Taufik

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Setelah dilaporkan pemilik loket Karya Pratama ke polisi, atas kasus penggelapan uang pembayaran rekening PDAM dan PLN awal Agustus 2015 lalu, Herni Hartati (30) tiba-tiba menghilang.

Empat bulan berlalu, Warga Jalan Sungai Jingah rt 16 Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin ini, akhirnya dibekuk anggota Polsek Banjarmasin Utara di Kota Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.

Dijumpai di Mapolsekta Banjarmasin Utara, Selasa (1/12/2015), Herni mengaku menggunakan uang pembayaran rekening PDAM dan PLN dari warga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Modus yang digunakannya adalah dengan tidak menyetorkan keseluruhan uang pembayaran rekening PDAM dan PLN yang disetorkan warga, melalui jasa loket Karya Pratama tempatnya berkerja.

"Misalnya yang harus disetorkan ke bank Rp 10 juta. Yang saya setorkan tidak sampai segitu. Saya ambil beberapa ratus ribu," ungkapnya.

Ibu dua anak ini mengaku mulai melakukan aksinya sejak bulan Mei 2015.

"Saya sendiri tidak tahu sudah berapa total uang yang saya ambil," akunya, seraya mengatakan terpaksa melakukan hal itu untuk menghidupi kedua anaknya, terlebih dirinya baru saja bercerai.

Selama menghilang, Herni mengatakan dirinya berpindah-pindah tempat.

Di antaranya ke Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah, hingga akhirnya dibekuk di Barabai.

Kasi Humas Polsekta Banjarmasin Utara Aiptu Agus Sugiarto mengungkapkan, tersangka dibekuk pada Sabtu (28/11/2015) sekitar pukul 16.00 Wita.

Dari penyelidikan yang dilakukan Polsekta Banjarmasin Utara, akibat perbuatan tersangka, pelanggan PDAM dan PLN dirugikan sebesar Rp 50 juta.

"Selain tersangka, juga diamankan barang bukti berupa kuitansi pembayaran rekening PDAM dan PLN yang disetorkan melalui loket Karya Pratama yang berada di Jalan Sungai Jingah," ungkapnya. (*)