Pantai Gunung Payung, Hidden Paradise Pulau Bali
Air laut yang biru dengan hamparan pasir putih, serta sepanjang mata memandang belum terlihat hotel di pinggir pantai tersebut.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina Siahaan
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Pantai Gunung Payung yang ada di Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali menjadi satu lokasi favorit wisatawan menikmati pemandangan pantai yang alami atau sekedar menyaksikan sunset.
Air laut yang biru dengan hamparan pasir putih, serta sepanjang mata memandang belum terlihat hotel di pinggir pantai tersebut.
Memang belum banyak yang tahu lokasinya, bahkan sempat dijuluki “hidden paradise” karena letaknya yang cukup tersembunyi.
Dari pusat kota Denpasar, kawasan Pantai Gunung Payung ini memiliki jarak sekitar 30 km, yang dapat ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan.
Penanda jalan menuju kawasan ini pun sudah banyak dipasang.
Pantai Gunung Payung yang ada di Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)
Pantai Pandawa yang sudah cukup terkenal, bisa menjadi acuan untuk menemukan pantai ini yang letaknya tepat di timur Pandawa.
Atau, bisa dengan mencari keberadaaan Pura Gunung Payung, yang mana menjadi asal mula dari nama pantai ini.
Untuk mencapai pantai ini, pengunjung harus rela berkorban sedikit berkeringat menuruni anak tangga.
Ini memang menjadi keunikannya juga karena dari parkiran tidak langsung bertemu dengan pantai.
Menuruni bukit yang merupakan area dengan melewati ratusan anak tangga.
Setelah melewati sekitar 283 anak tangga yang membutuhkan waktu 5-10 menit perjalanan, maka pengunjung akan segera tiba di bibir pantai ini.
“Sebentar saja, hanya 5 menit turun. Sampai di bawah TOP,” ujar seorang surfer mancanegara, yang sedang turun menuju pantai sambil mengacungkan jempolnya kepada Tribun Bali, belum lama ini.
pantai gunung payung
Tangga yang harus dilalui menuju Pantai Gunung Payung, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)
Begitu tiba di bawah, rasa lelah akan terbayar dengan eksotisme pantai Gunung Payung ini.
Bahkan, dari area atas, sambil berjalan menuju pantai, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hamparan laut yang cantik dari atas bukit.
Perpaduan warna alam, yakni dari gradasi warna biru dan toska air laut, hijaunya bukit, ditambah butiran pasir putih yang masih alami, akan memanjakan mata siapapun yang melihat keseluruhan pantai ini.
Sehingga, tidak mengherankan melihat banyak wisatawan yang jauh-jauh datang ke sini, untuk melihat bentuk fisik dari tempat satu ini.
Seperti yang diungkapkan seorang pengunjung lokal Bali yang datang bersama dengan keluarganya, mengaku baru pertama kali menginjakkan kakinya di sini.
“Saya dari Gianyar. Sempat lihat foto-foto pantai ini di internet, kelihatannya bagus jadi saya penasaran untuk datang,” ujarnya.
Gua Ini Jadi Incaran untuk Selfie
Tak ketinggalan, gua-gua kecil di sekitar pantai ini pun cukup menarik perhatian.
Di sebelah timur ada satu area gua terbuka yang menjadi incaran orang-orang untuk berfoto dan juga tempat bersantai.
Pantai Gunung Payung. (Tribun Bali/Cisilia AGustina Siahaan)
Namun, jika air sedang pasang cukup tinggi, disarankan untuk tidak bermain di area ini karena cukup berbahaya.
Untuk pengeloaan Pantai Gunung Payung ini, dilakukan langsung oleh pihak Desa Adat Kutuh.
Tarif masuk pantai ini sangat murah, hanya Rp 2.000 per orang, sedangkan biaya parkir kendaraan Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
Dengan biaya tersebut, ada beberapa fasilitas yang disediakan oleh pihak desa.
Antara lain toilet dan lahan parkir yang cukup luas untuk kendaraan.
Wisawatan juga tidak perlu khawatir jika merasa lapar di lokasi ini.
Sudah ada warung yang menjajakan makanan dan minuman, berbeda kondisinya ketika belum ada pengelolaan langsung.\
“Dengan ada pengelolaan dan pengamanan dari depan, sekarang jadi lebih aman dibanding dulu,” ujar Ketut Suweni, seorang nenek yang sudah berjualan selama 10 tahun di area Pantai Gunung Payung.
Namun begitu, menurut Suweni, yang disayangkan adalah keberadaan pohon-pohon yang mulai berkurang.
Dibandingkan dahulu, saat ia masih seorang diri menjual minuman di kawasan tersebut, pohon-pohon masih rindang.
Sementara sekarang, terpaksa hilang karena adanya pembangunan fasilitas dan akses jalan di sekitar pantai.
Diakui oleh masyarakat setempat, semua pengelolaan berasal dari Desa Adat Kutuh, dan belum ada andil langsung dari Pemerintah Daerah (Pemda).
“Sampai saat ini masih dikelola oleh desa setempat, pemerintah belum ada campur tangan. Mungkin nanti kalau sudah ramai seperti Pandawa, mereka baru mau ikut,” ujar I Wayan Sulendra, Pecalang Desa Adat Kutuh.
Menurut Sulendra, ke depannya akan ada pembangunan akses jalan untuk bersepeda di kawasan ini.
Akses jalan itu rencananya akan tembus langsung menuju ke Pantai Pandawa.
Sementara itu, untuk akses jalan ke area bawah, Pantai Gunung Payung, dari posisi sebelumnya akan direlokasi.
“Ya masih dalam tahap perencanaan, baru akan mulai sedikit-sedikit. Mungkin sekitar Januari mendatang sudah siap,” ujar Sulendra.
Mulai dari Berenang, Berselancar, hingga Camping
Banyak pengunjung yang datang untuk membuktikkan keeksotisan pantai ini, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
Mereka tak sekadar menikmati pemandangannya saja.
Namun beberapa aktivitas outdoor juga dilakukan di sana.
Sekelompok pemuda asyik bermain di pantai itu, mulai dari berenang, hingga bermain timbun pasir.
Selain itu, terlihat beberapa turis asing yang sedang berjemur (sun bathing) dengan santai, sambil membaca buku dan menikmati suasana sekeliling pantai.
Tak ketinggalan, para sufer yang kebanyakan berasal dari mancanegara, memanfaatkan ombak yang terbilang baik di sini untuk berselancar di area tengah laut. (*)