Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menengok Maria Mengajar, Guru Teladan Nasional yang Piawai Nyinden

Untuk kali pertama seorang guru SMK mengalahkan guru lain dalam perebutan gelar Guru Teladan Nasional.

Editor: Mohamad Yoenus

Semua didipraktikkan di kelas. Mulai menirukan gaya dan nada bicara Bagong sampai Petruk. Semua diucapkan dalam dialog bahasa Inggris.

Begitulah, guru teladan tingkat nasional ini begitu totalitas saat mengajar materi Bahasa Inggris.

Tidak hanya diwarnai dengan kostum yang merepresentasikan materi, tapi intonasi dan tuturnya begitu ekspresif menggambarkan tokoh dalam bacaan.

Cara itu tak saja membuat siswa terhibur, tapi juga terdorong anak-anak untuk ikut belajar penuh semangat.

"Saya suka Bu Maria. Cara ngajarnya enak dan menyenangkan. Dua jam pelajaran seakan kurang kalau diajar beliau," reaksi Aisyah, siswa kelas XII.

Sementara rekan-rekan guru yang semula heran dengan penampilan Maria menjadi sangat memahami. Dan kini sangat menghargai. Padahal ada juga guru yang mencibir Maria yang dikenal kreatif itu.

Rekan satu sekolah itu pun mengaku salut dengan totalitas Maria.
Mereka sangat mendukung dan menaruh hormat atas kinerja Maria yang baru saja terpilih sebagai juara pertama Guru Teladan Nasional.

BERITA TERKAIT

Kepala SMKN 3 Surabaya, Mudianto, mengapresiasi khusus prestasi membanggaka yang diukir gurunya.

Tak hanya mewakili sekolah, kota, tapi juga provinsi Jatim di tingkat nasional. Bahkan Maria akan disiapkan mewakili Indonesia dalam ajang guru berprestasi tingkat Eropa.

"Alhamdulillah wakil dari sekolah kami juara. Kali pertama guru Berprestasi Nasional ini disabet guru SMA. Ini prestasi membanggakan. Kami akan selalu support. Bu Maria memang kreatif.
Kalau nyinden sudah seperti Soimah," kata Mudianto.

Kini, Maria pun dikenal sebagai Soimah di sekolahnya.

Semua tembang Jawa dengan berbagai jenis tembangnya Maria kuasai.
Perempuan asli Ngawi yang alumnus sebuah kampus di Solo itu menguasai berbagai jenis syair Jawa.

Mulai dari Mas Kumambang, dandang gulo, dan jenis tembang lainnya.

Perempuan asli Desa Paron, Kecamatan Ngale kelahiran 4 April 1966 tersebut kini menjadi sosok kebanggaan baru di Surabaya dan sekolahnya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas