Baayun Maulid, Tradisi Masyarakat Banjar Sambut Kelahiran Nabi Muhammad
Baayun maulid digelar saban 12 Rabiul Awal untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Rahmadhani
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Seorang ibu berkerudung ungu dan gamis hijau toska duduk di buaian kain yang tergantung, mengusap dahi putranya yang tertidur di gendongan lengan kirinya, sementara bibirnya merapal doa.
Seorang ibu lainnya tampak mendudukkan putranya yang masih kecil di buaian yang terbuat dari kain yang di kedua ujungnya terikat tali ayunan.
Di halaman Masjid Suriansyah --nama Raja Banjarmasin pertama yang memeluk Islam memiliki nama lain Sultan Suryanullah atau Sultan Suria Angsa --Baayun maulid digelar saban 12 Rabiul Awal untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sebanyak 242 orang memenuhi halaman masjid untuk merayakan baayun maulid yang jejaknya tercatat sejak Kerjaan Banjar.
Baayun berarti ayunan atau buaian, sedangkan maulid berasal dari kata Arab berarti mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Baayun maulid yang diikuti ibu-ibu dan anak-anaknya sudah menjadi tradisi masyarakat Banjar sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. (*)