Pengakuan Anggita Sari soal Tarif Kencannya di Prostitusi Online
Model majalah dewasa, Anggita Sari, mengakui dirinya terlibat prostitusi online lewat manajemen Princess.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya, Anas Miftahudin dan Ahmad Zaimul Haq
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tribunnews.com menampilkan kembali berita video yang menyita perhatian pengunjung portal berita ini sepanjang 2015, dengan topik Video Populer Tahun 2015.
Di antarnya berjudul Pengakuan Anggita Sari soal Tarif Kencannya di Prostitusi Online.
Model majalah dewasa, Anggita Sari, mengakui dirinya terlibat prostitusi online lewat manajemen Princess yang dikendalikan Allen Saputra (23) dan Alviana Tiar Sisilia (25).
Pengakuan itu terlontar dari mulut Anggita Sari usai sidang menjadi saksi di PN Surabaya, Selasa (8/12/2015).
"Saya terbukti melakukan prostitusi online sebanyak sekali bukan empat kali di manajemen Princess," ujar Anggita.
Lainnya? "Tidak ada," sahutnya.
Perempuan yang datang sendiri ke PN Surabaya tanpa pengawalan pribadi mengakui jika ada tiga tawaran dari manajemen Princess.
Namun hanya penawaran kedua yang diambil oleh Anggita.
"Penawaran pertama dan ketiga saya tidak melakukannya," ujar Anggita.
Berapa tarifnya, apakah cuma Rp 7,5 juta saja?
"Yang Rp 7,5 juta cuma DP saja dan saya nego sendiri di dalam," aku Anggita.
Tarif pastinya? pancing Surya.
"Ya sesuai tarif yang ada di media massa".
Untuk menyebut nominal Anggita agak berpikir tapi tak lama kemudian menyebut angka Rp 20 juta.
Anggita juga mengklarifikasi terkait berita yang beredar, jika saat penggerebakan berlangsung ditemukan pil ekstasi.
"Itu salah. Berita darimana itu. Saya tidak membawa satu pun barang bukti terlarang. Kalau saya bawa pasti kena pasal narkotika dan itu ada rekaman yang dilakukan polisi," ujarnya.
Ia kemudian mengakui jika kondisinya saat penggerebekan berlangsung kurang sehat karena usai clubing di sebuah klub malam di Surabaya.
Bahkan saat penggerebekan berlangsung, Anggita tidak menjalankan prostitusi.
"Waktu penggerebekan saya tidak melakukan apa-apa," ucapnya.
Sementara itu, saat Anggita datangb ke PN Surabaya nyaris tidak diketahui wartawan yang menunggu di lobi tengah.
Tepat pukul 14.30 WIB, Anggita yang mengenakan baju putih dipadu celana jeans biru melintas sembari menenteng tas.
Begitu fotografer mengambil gambar, pengunjung sidang mulai ikut mengerubuti Anggita.
Untuk berjalan menuju Ruang Garuda yang ada di pojok cukup sulit karena pewarta dan masyarakat rebutan motret.
Apalagi jalannya cukup sempit karena ada pembangunan gedung baru sehingga seng pembatas ditabrak para wartawan.
"Mbak Anggita aku ngefans sama kamu," kata seorang cewek berjilbab sambil memegang tangan kiri Anggita.
Di sebelah perempuan yang mengaku fans menyayangkan jika kecantikannya dijual. Namun orang tersebut justru mengabadikan lewat ponselnya.
"Cantik ya tapi kok sampai dijual," sambung perempuan lainnya.
Sementara itu, saat sidang berlangsung dalam kondisi tertutup, wartawan hanga bisa menyaksikan dari balik kaca.
Dalam sidang kesaksian, Ketua Majelis Hakim Tugiyanto SH terlihat kerap tertawa.
Sayangnya, materi apa yang dilontarkan kepada Anggita tak terdengar dari balik kaca. Sidang berakhir sekitar pukul 16.10 WIB.
Seperti diketahui, jaringan prostitusi online yang dikendalikan terdakwa Allen dan Alviana tersebar di seluruh kota besar di Indonesia.
Mereka merekrut para wanita dengan menggunakan sarana Blackberry Messanger (BBM) dengan nama group Princesse Management.
Salah satunya adalah artis Anggitasari.
Untuk membooking Anggita Sari, terdakwa membanderol harga Rp 7,5 juta sekali kencan.
Ketika kasus ini terungkap, Anggita Sari mendapat order dari terdakwa untuk melayani seseorang di Hotel Sahid Surabaya. Sekali memasarkan Anggitasari, terdakwa mendapat fee Rp 1,5 juta.
Setelah Anggita Sari ditangkap, petugas berhasil menangkap Allen dan Alviana.
Keduanya diketahui memasarkan PSK model dan artis melalui grup BBM Princess. (*)