Deddy Iswardi, Salah Satu Legenda Jazz Lampung
pria yang mempelopori dunia permusikan Jazz di Lampung
Editor: Bian Harnansa
Laporan Reporter Tribun Lampung, YOGA NOLDY PERDANA
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Deddy Suwardi (64), mungkin banyak yang belum tahu siapa beliau, dia adalah pria yang mempelopori dunia permusikan Jazz di Lampung.
Berkat dirinya bersama teman-temannya yang tergabung dalam Bhayangkara Band, Dunia Jazz di Lampung dapat berkembang sampai sekarang ini.
Tribun Lampung berkesempatan menemui dirinya yang beralamat di Jalan Pulau Batam, Way Halim, Bandar Lampung.
Begitu masuk dirumahnya, terlihat seperangkat alat music seperti Drum, Keyboard, Gitar, dan Bas yang sepertinya selalu digunakan oleh Deddy untuk selalu melampiaskan hobi bermusiknya.
Membuka percakapan, Deddy langsung menceritakan kisah perjuangannya dalam memperkenalkan Jazz di Lampung.
Pada awal mulanya di awal tahun 70an, Deddy tergabung dalam berbagai band dengan membawa genre Rock.
“Pertama kali tahun 1971 saya tergabung dalam sebuah group band rock, yaitu group band Unila, lalu tahun 1974 saya tergabung dalam the Souvenir band, tahun 1976 saya gabung di Stand Fake sebuah group band rock di Palembang, lalu kembali ke Lampung masuk ke group band RRI. Dan akhirnya tahun 1981 saya masuk didalam group band Polwil Bhayangkara yang bernafaskan Jazz bernama Bhayangkara Band atas asuhan Bapak Bambang Hendarso yang pada waktu itu menjabat sebagai Kabag Lantas,”ujar Deddy, Senin (04/01/15).
Ia menceritakan Bhayangkara Band terbentuk atas pemikiran dari Bambang Hendarso yang saat itu memang menggemari music-musik Jazz.
Sejak itu Bhayangkara band atas asuhan dari seorang Jazz papan atas bernama Idang Rasjidi rutin melakukan latihan untuk memantapkan Bhayangkara Band sebagai pelopor Jazz di Lampung.
“Sekitar Satu tahun kita digembleng oleh Idang Rasjidi dan pada tahun 1983 kita sudah mulai berjuang mengenalkan Jazz di Lampung. Personil dari Bhayangkara Band ini adalah saya sendiri sebagai Drummer, Khairul sebagai Basis, Darius Sangun sebagai Gitar, Sahbudin sebagai Saxophone, dan Bambang Sumpeno sebagai Keyboard,”Ungkap Deddy.
Pada waktu itu, lanjut Deddy, Bhayangkara Band juga tidak melulu bermain Jazz, namun band ini juga menjadi satu-satunya band pengiring di Lampung yang selalu mengiringi artis-artis penyanyi terkenal di jamannya.
“Kita menjadi satu-satunya band pengiring artis ibukota di Lampung, kita pernah mengiringi antara lain Ermy Kulit, Emilia Contesssa, Broery pesolima (Broery Marantika), hetty Koes Endang, dan banyak lagi,” Ujar pria kelahiran 11 Mei 1953 ini.
Deddy juga menceritakan, bahwa memperkenalkan music Jazz pada waktu itu bisa dibilang sangat sulit, dari Club ke Club Bhayangkara band terus berjuang bermusik Jazz namun antusias dari penonton tidak menunjukan sesuatu yang membanggakan.
“Dulu awal kita memperkenalkan music Jazz, para penonton itu bisa dihitung dengan jari, sepi lah. Namun karena saya bersama-sama teman bermusik Jazz ini dengan hati dan keikhlasan tanpa mementingkan uang, kita tetap terus jalan saja yang penting kita bisa meluapkan kesenangan kita main Jazz,”Deddy menerawang kisah lalunya.