Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Odi Aria

SEMPAT mengalami masa sulit ketika baru memulai usaha, tidak membuat Tarzani Sihan patah arang mengejar cita-citanya menjadi seorang enterpreanuer muda.

Pria berusia 25 tahun ini mengakui sempat kelimpungan untuk mencari modal awal untuk menjalankan bisnisnya menjual bawang goreng bernama Gending Sriwijaya pedas di kota Palembang.

Bermodalkan uang sebesar Rp 1 juta, kini warga jalan Kemang Manis tersebut mampu meraup keuntungan Rp 10 juta per bulan.

Tarzani menceritakan, ide awalnya menjalan bisnis bawang goreng tersebut ketika melihat kakak perempuannya yang kesulitan menjalankan dagangannya.

Kesulitan yang di alami sang kakak, justru membuat ide kreatifnya muncul untuk menjadi industri rumah itu sebagai bisnis menjanjikan.

Berkat pemikiran cemerlang pria lulusan Teknik Sipil ini, bawang goreng yang semula biasa saja disulap menjadi bawang goreng pedas dengan kemasan menarik.

"Awalnya itu ya lihat kakak, saya pikir ini merupakan peluang bisnis sangat menjanjikan. Alhamdulilah sudah setahun berjalan, omzet yang bisa didapatkan Rp 10 juta per bulan," ujar pria yang akrab disapa Zani itu, ketika Sripo menyambangi kediamannya, Minggu (17/1/2015).

Diakuinya memang cukup sulit pertama kali untuk memasarkan "Bawang Gending Sriwijaya Pedas" tersebut kepasaran.

Melihat kemajuan teknologi, Zani akhirnya memutuskan menjajakan dagangannya melalui bisnis online dengan memasrakannya di berbagai sosial media.

Berbisnis via online tersebut pun membuahkan hasil. Terbukti sudah banyak orang yang memesan kudapan rumahan tersebut.

Bahkan, konsumennya tidak hanya dari seputaran Kota Pempek saja. Banyak pula pemesan dari pulau Jawa hingga Kalimantan.

"Harga cukup bersahabat. Satu toples hanya Rp 25 ribu, kalau reseler pastinya lebih murah. Kalau untuk urusan nama saya sengaja mengangkat ciri khas lokal. Dikarenakan saya ingin memperkenalkan Bumi Sriwijaya ke tingkat nasional bahkan dunia," tegas dia.

Perlahan tapi pasti usaha dari Alumnus Universitas Muhammadiyah Palembang itu memasuki pasar retail modern.

Setiap minggunya Zani bersama saudaranya memenuhi permintaan dari salah satu swalayan terbesar di Palembang.

Selain menjual bawang goreng pedas, pemuda yang sudah mencatatkan segudang prestasi di dunia bisnis ini juga berjualan kripik kentang dan ubi.

"Biasanya kalau bawang setiap wekeend kita buat mencapai ratusan toples untuk mengisi swalayan. Kalau hari biasa kita membuat keripik kentang dan ubi. Sering juga bawang pedas, tetapi tergantung orderan dari konsumen. Kalau untuk pemesanan ke luar daerah minimal 20 toples," katanya.

Dengan pendapatan yang cukup menjanjikan itu, Zani yang merupakan insinyur enggan kembali bergelut sebagai kontraktor.

Karena baginya, menjadi seorang enterpreanur sudah menjadi jiwanya.

"Dulu sempat dua tahun bekerja sebagai kontraktor dan gajinya juga lumayan besar. Tapi bagaimana jiwanya sudah di sini kayaknya," ujarnya sambil tertawa kecil.

Berkat kegigihannya menjadi pengusaha muda, beberapa prestasi pun pernah ia raih.

Terbukti dengan berjejernya sejumlah sertifikat dari berbagai ajang wirausahayang berjejer rapi di rumahnya.

Selain mendapatkan piagam dari berbagai ajang, pria berperawakan tinggi itu bahkan mendapatkan penghargaan langsung dari Kementerian Pemuda dan Olahrag (Kemenpora) sebagai wirausaha muda Provinsi Sumsel pada bulan April tahun 2015.

"Tahun lalu dapat penghargaan dari Kemenpora. Dengan adanya reward dari pemerintah itu membuat saya semakin semangat untuk berwirausaha. Semoga saja bisnis ini semakin maju dan merambah nasional," ujar Zani. (Odi Aria)