Laporan Wartawan Tribun Medan / Nikson Sihombing

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -  Jelang pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Bandung, Jawa Barat, semua cabang olahraga Sumatera Utara (Sumut) yang lolos menggelar latihan rutin. Latihan rutin tersebut juga sebagai program pelatihan daerah (pelatda) yang diinstruksikan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumut.

Hal tersebut juga dilakukan oleh cabang olahraga (cabor) wushu. Cabor unggulan Sumut ini juga fokus latihan fisik dan teknik bermain atlet didikannya.

Namun selain faktor fisik dan teknik, pelatih sanda Sumut, Ricardo Zendrato mengatakan faktor mental juga sangat penting untuk menaikkan psikologis atlet agar tetap fokus dan rileks. Oleh karena itu ia terus memotivasi atletnya untuk tetap fokus dan tenang, serta menganggap setiap pertandingan seperti latihan biasa.

“ Ya anggap saja pertandingan itu adalah latihan. Jadi jangan terlalu dibebankan bagi atlet yang akan bertanding ,” katanya saat dijumpai di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia, Jalan Plaju Medan, Senin (18/1/2016)

Menurutnya jika atlet terlalu dibebankan untuk meraih medali emas maka akan menjadi beban. Karena beban, maka atlet tidak bisa bermain secara rileks dan nyaman.

Oleh karena atlet harus dibebaskan untuk leluasa bermain. Selain itu juga memberikan kepercaryaan penuh pada atlet agar memberikan penampilan terbaiknya.

Saat ini, tim sanda Sumut diasuh oleh dua pelatih nasional dan 1 pelatih asing. Mereka adalah Ricardo Zendrato, Neri Agus Manullang, dan pelatih asing asal Tiongkok Liu Zhen.

Pada PON 2016 nanti, tim sanda Sumut berkekuatan 9 atlet, masing-masing 5 putera dan 4 puteri. Mereka adalah Franstitus Hamdani, Dasmantua Simbolon, Adi R Manurung, Sony Rizaldi, Hendrik Tarigan. Kemudian Junita Malau, Rosalina Simanjuntak, Mei Yulia Nengsih, dan Elika Br Tarigan