Warga Eks Gafatar: Kalau Diizinkan Kami Ingin Tetap di Kalimantan Utara
“Terus terang kami kaget ketika mengetahui kami akan dievakuasi. Kenapa ada seperti ini, kami ingin ikut membangun Desa Pejalin,” kata Rifai.
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Reporter Tribunnews Video, M Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Sedikitnya ada 29 kepala keluarga (KK) atau 118 jiwa warga Kampung Penisir, Desa Pejalin, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang diyakini mantan atau eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Mereka dievakuasi oleh TNI dan Polri ke Sekretariat Palang Merah Indonesia (PMI) Bulungan di Jalan Kakaktua, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara, Minggu (24/1/2016).
Sejumlah warga eks Gafatar tiba di pengungsian di Gedung PMI Bulungan, Minggu (24/12016). (Tribun Kaltim/M Arfan)
Evakuasi dilakukan aparat sejak pukul 10.00 Wita dan baru tiba di tempat penampungan kurang lebih pukul 01.00 Wita.
Mereka diangkut dengan menggunakan 4 unit bus milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan.
Sementara barang bawaan mereka diangkut terpisah menggunakan sedikitnya 4 unit truk.
Warga eks Gafatar sedang didata oleh Polwan Polres Bulungan di Gedung PMI Bulungan, Minggu (24/1/2016). (Tribun Kaltim/M Arfan)
Warga eks Gafatar yang dievakuasi umumnya terdiri dari anak-anak yang jumlahnya mencapai 56 orang.
Dari total 118 jiwa, 70 orang berjenis kelamin laki-laki dan 48 lainnya perempuan.
“Terus terang kami kaget ketika mengetahui kami akan dievakuasi. Kenapa ada seperti ini, kami ingin ikut membangun Desa Pejalin,” kata Rifai, salah satu eks Gafatar, saat ditemui di penampungan eks Gafatar, Minggu (24/1/2016).
Suasana di tempat pengungsian warga eks Gafatar di Gedung PMI Bulungan, Minggu (24/12016). (Tribun Kaltim/M Arfan)
Sebelumnya, pada Jumat (22/1/2016), ujar Rifai, kelompok masyarakat eks Gafatar di Kampung Penisir, Desa Pejalin sudah menyerahkan pernyataan tertulis bahwa sudah tak aktif dalam kegiatan Gafatar.
“Kami hanya fokus pada pertanian saja,” sebutnya.
Profesi sebagai petani sudah ia lakukan semenjak organisasi Gafatar dibubarkan pemerintah.
“Waktu itu saya di Tarakan (Kalimantan Utara). Kemudian setelah dibubarkan, saya pindah ke Pejalin (Tanjung Palas). Kurang lebih sudah 6 bulan di sana. Di sana bercocok tanam. Serasa ada kehidupan baru,” ungkapnya.
Sejumlah warga eks Gafatar bersama petugas pengungsian salat berjemaah dipimpin imam dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bulungan, di tenda penampungan di Gedung PMI Bulungan, Senin (25/1/2016). (Tribun Kaltim/M Arfan)
Di Kampung Penisir, Desa Pejalin sedikitnya ada 10 rumah yang dihuni oleh warga eks Gafatar.
Rumah tersebut merupakan rumah yang dibangun oleh Pemkab Bulungan beberapa waktu lalu untuk masyarakat setempat.
Lantaran kosong tak ada penghuni, maka masyarakat mempersilahkan 10 unit rumah tersebut untuk ditempati mantan anggota Gafatar.(*)