Serunya Mewarnai dengan Konsep Tabrak Warna
Menjadi dewasa sebenarnya tak lantas menghalangi seseorang untuk menekuni suatu hobi yang kerap dilakukan anak-anak.
Editor: Mohamad Yoenus
Laproan Wartawan Tribun Lampung, Ferika Okwa Romanto
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Menjadi dewasa sebenarnya tak lantas menghalangi seseorang untuk menekuni suatu hobi yang kerap dilakukan anak-anak.
Kenyataannya tidak sedikit orang dewasa yang sampai membuat perkumpulan, komunitas, klub, dan sejenisnya untuk melakoni aktivitas seputar hobi yang dilakukan sejak kecil.
Contohnya, hobi mewarnai yang belakangan ini digandrungi kalangan dewasa.
Bermula pada 2013, kala seorang ilustrator, Johanna Basford meluncurkan buku mewarnai khusus orang dewasa.
Buku tersebut berjudul The Secret Garden yang hingga saat ini sudah terjual hingga jutaan kopi, dan berada pada peringkat sepuluh besar buku terlaris di Amazon.
Setelah kemunculan buku Johanna tersebut, tren mewarnai semakin marak di kalangan orang dewasa.
Di Indonesia, Komunitas Tabrak Warna yang didirikan tiga sekawan dengan latar belakang berbeda, yakni Tria Nurchayati (konsultan komunikasi), Khalezza (desain grafis), dan Luqman Hakim Arifin (penerbit buku) akhirnya melahirkan demam tersebut hingga ke daerah-daerah.
Apalagi setelah buku pertama mereka yang berjudul My Own World-1 diterbitkan.
Buku mewarnai yang ditujukan bagi orang dewasa di Indonesia, pun langsung mendapat respons yang baik.
Di Lampung, misalnya, saat ini berdiri Komunitas Tabrak Warna Lampung. Selain melakoni hobi dengan cara berkelompok, ada juga yang menekuni hobi tersebut sendirian.
Inge Lucya, bisa dibilang salah satu penggemar tabrak warna, yang melakukan aktivitasnya sendiri.
Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, menghilangkan stres, dan bernostalgia dengan dunia mewarnai, adalah alasannya.
"Jujur, kalau soal mewarnai buku ini adalah hobi baru bagi saya. Baru dua mingguan saya mulai menekuninya. Itu pun karena penasaran. Sebab, banyak teman-teman yang lebih dulu menyukainya," katanya.
"Setelah saya pelajari lewat artikel, beli bukunya, dan coba mewarnai, ternyata asyik juga," ujar Inge. (*)