Kesibukan Pengrajin Barongsai Bogor jelang Perayaan Imlek
Pesanan barongsai kebanyakan datang dari Jabodetabek. Tapi ada juga pesanan dari Aceh, Kalimantan, dan Jawa Tengah.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Lili Hambali, pengrajin Barongsai itu, kebanjiran pesanan menjelang perayaan Imlek. Meski dibantu empat pegawai, ternyata tak juga mengurangi kesibukannya tersebut.
Kesibukannya itu tak lepas karena proses produksi yang memakan waktu lama. Untuk satu barongsai saja membutuhkan waktu satu pekan menyelesaikannya.
"Yang paling lama itu bagian pewarnaannya. Kita juga buat sepaket sama baju, sepatu, dan pakaian pemain barongsainya. Kalau lampu di kepala barongsainya kita pakai baterai," terangnya kepada TribunnewsBogor.com, saat ditemui di rumahnya di Jalan Roda, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Membuat barongsai tidak mudah. Butuh ketekunan dan ketelitian mengerjakannya. Belum lagi bahan baku seperti bambu yang sulit dibengkokkan untuk membentuk kerangka kepala barongsai. Tak kehilangan akal, Hambali mengganti bambu dengan rotan.
Kesulitan lain dalam membuat barongsai karena beberapa bahan baku yang harus diimpor dari Tiongkok, Seperti bulu, mata, bola bulu dan beberapa asesoris lainnya. Makanya, ia memberi banderol Rp 5 juta.
"Kebanyakan yang pesan Jabodetabek. Tapi ada juga yang dari Aceh, Kalimantan dan Jawa Tengah," ungkap Lili.
Kini, ia juga sibuk mengerjakan pesanan barongsai untuk perayaan Cap Go Meh dari grup Barongsai di Bogor.