Masyarakat Dayak Tolak Gafatar di Kalimantan
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Yakobus Kumis mengatakan Gafatar adalah sebuah organisasi yang akan menyiapkan diri membentuk negara baru.
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Masyarakat Dayak se-Kalimantan, melalui Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), menyampaikan pernyataan sikap terkait Gafatar. Mereka menolak kehadiran organisasi masyarakat tersebut di Kalimantan.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Yakobus Kumis, saat ditemui di rumah adat Betang, Jalan Letjend Sutoyo, Pontianak Selatan, mengatakan bahwa dari berbagai dokumen yang ditemukan, jelas-jelas Gafatar adalah sebuah organisasi yang akan menyiapkan diri membentuk negara baru.
Untuk mencapai tujuan tersebut, lanjutnya, Gafatar akan melakukan beberapa langkah. Di antaranya, disebut Sirron atau sembunyi-sembunyi, kemudian Jahron atau terang-terangan, langkah ketiga Hijrah atau berpindah, dilanjutkan dengan langkah keempat yakni Perang, serta langkah kelima Futuh atau kemenangan. Melalui langkah tersebut mereka membentuk negara yang dicita-citakan, yang mereka sebut "Madinah Munawwaraj“.
“Ini jelas sudah menginjak-injak Islam, karena aliran mereka ini sesat dan mencoba untuk mengubah ajaran Islam, dengan menggabungkan semua agama. Tentu jika dibiarkan, efek dari pada gerakan ini akan lebih parah,” tegasnya.