Ada Mitos di Balik Pesona Alami Gunung Hantanung
Wisata alam ini terletak di Desa Gunung Batu, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Banjarmasin Post, Muhammad Elhami
TRIBUNNEWS.COM, PARINGIN - Objek wisata alam Gunung Hantanung, patut dikunjungi. Selain masih alami, suasananya asri, udaranya juga sejuk dan menyegarkan.
Wisata alam ini terletak di Desa Gunung Batu, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Dari Kecamatan Paringin menuju ke lokasi jaraknya sekitar 30 kilometer. Deretan rumah warga dan perkebunan karet, menjadi pemandangan sepanjang jalan menuju ke sana. Meski sudah diaspal, lajurnya tetap menantang karena kontur perbukitan. Jalan menanjak dan turunan sedikit memacu adrenalin.
Gunung Hantanung berdampingan dengan Sungai Maranting. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena letaknya yang bedekatan. Datang ke oyek wisata tersebut, pengunjung bisa menikmati dua dimensi sekaligus. Konon Gunung Hantanung merupakan pucuk Gunung Hauk di Desa Ajung Tebing Tinggi.
Dari cerita masyarakat zaman dulu, ada dua anak yang berebut kuitan (orang tua). Mereka adalah si Pujung dan si Jarang. Keduanya sepakat berlomba membuat lanting atau rumat tradisional tradisional suku Banjar, di Kalimantan Selatan.
Namun, si Pujung kalah. Tak terima, ia mengambil pucuk Gunung Hauk untuk diletakkan di Sungai Maranting, agar aliran air tertutup.
Dalam perjalanan, Angui (sejenis binatang bonglon) sontak menyapa. Si Pujung terperanjat. Pucuk tersebut jatuh dan tak sampai ke sungai. "Lalu jadilah Gunung Hantanung, yang berdekatan dengan Sungai Maranting, karena pucuk itu jatuh tak sempat ditambatkan ke sungai," tutur Amrullah, warga sekitar.
Cerita itu sampai kini menyertai daya tarik keindahan obyek wisata yang selalu ramai dikunjungi setiap akhir pekan. "Pengunjung bersantai di aliran sungai. Ada juga yang duduk-duduk sembari menikmati pemandangan," ujar Amrullah salah satu masyarakat sekitar.
Sayang, obyek wisata itu tak didukung fasilitas memadai. Di sana tak ada toilet buat pengunjung yang ingin mandi setelah bermain di sungai. Musala pun tidak ada. Sejauh ini hanya masyarakat yang mengusahakannya secara swadaya. Upaya itu sedikit banyak mendongkrak perekonomian warga sekitar. Sebab, mereka juga membuka warung yang menjajakan makanan dan minuman.
Amrullah mengharapkan pemerintah Kabupaten Balangan memberikan perhatian terhadap obyek wisata tersebut. Sebab, ia percaya Gunung Hantanung dapat dijadikan objek wisata andalan. bahkan berptensi menyamai objek wisata yang ada di Loksado, dengan bambu rafting-nya.
"Karena yang datang bukan hanya dari Balangan, tapi juga dari daerah Banua Anam," pungkasnya.