Pengakuan Seorang Dokter Mengapa Tergoda Gabung dengan Gafatar
Bersikap tenang, berbicara santai dan secara runut.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Faturahman
TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Bersikap tenang, berbicara santai dan secara runut.
Demikian, sikap yang ditunjukkan Dokter Agung, saat menceritakan perjalanan awalnya menjadi dokter Puskesmas di Salatiga, Jawa Tengah, kemudian mengabdi di Rumah Sakit Kalampangan, Palangkaraya, Kalteng.
Saat ditemuiBPost, Selasa (16/2/2016), dia terlihat masih sibuk dalam mencampur obat-obatan untuk pasien di RS Kalamoangan, milik Pemko Palangkaraya yang lokasinya ada di pinggiran kota, di sekitar perbatasan Palangkaraya- Pulangpisau, Kalteng.
Dokter yang masih muda ini, sempat diperiksa selama empat jam oleh Inspektorat Pemko Palangkaraya, Kalimantan Tengah, karena terindikasi sempat menjadi anggota eks Gerakan Fajar Nusantara ( Gafatar), sejak di Salatiga hingga hijrah ke Palangkaraya.
Pegawai negeri sipil ( PNS) yang berporofesi sebagai dokter umum di Rumah Sakit tipe D di Kelurahan, Kalampangan, Kecamatan Sabangau, Palangkaraya ini, akhirnya mengakui bahwa sebelum Gafatar dibubarkan sempat bergabung.
Pria lulusan Fakultas Kedokteran Univeristas Diponegoro (Undip) yang awalnya sempat bekerja di Puskesmas Salatiga, Jawa Tengah, dan saat ini, memilih hijrah ke Palangkaraya.
Dia mengaku, tertarik, karena ormas tersebut, banyak misi sosialnya.
Sehingga dia mengakui memang dulunya, sempat bergabung dengan organisasi Gafatar tersebut.
" Tapi itu dulu mas, sekarang sejak setahun ini, sudah tidak aktif lagi, karena organisasi itu sudah dibubarkan. Jadi saya juga keluar dari organisasi itu. Saya sudah tidak pernah ikut kegiatan organisasi itu lagi." katanya. (*)